Kepala Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Sat Pol PP Kota Pontianak, Uray Berty menegaskan, pihaknya sudah dua kali melayangkan surat peringatan kepada manajemen hotel tersebut. Jika sekali lagi dijumpai praktik prostitusi, Pemkot Pontianak akan mengambil tindakan penutupan. “Sekali lagi ditemukan seperti itu, hotel tersebut ditutup, bersamaan dengan surat peringatan ketiga,” kata Uray Berty tanpa menyebut nama kedua hotel tersebut.
Dua hotel tersebut berada di Jalan Tanjungpura dan Jalan Pahlawan. Pada saat penertiban Sat Pol PP menemukan praktik prostitusi sehingga ditindaklanjuti dengan melayangkan surat peringatan.
Perkembangan hotel di kota ini memang pesat. Tahun ini beberapa hotel baru berdiri. Wali Kota Pontianak Sutarmidji memang pernah mengingatkan akan menutup hotel jika terbukti menyajikan praktik prostitusi. Pemkot, kata dia, tidak akan pandang bulu dalam menerapkan aturan. Hotel yang diketahui disalahgunakan bakal ditindak. “Sat Pol PP dan instansi terkait seperti BP2T akan bekerjasama,” ujarnya.
Sat Pol PP Kota Pontianak rutin menggelar razia setiap pekan. Sasarannya, hotel dan penginapan yang diduga digunakan tamu bukan pasangan sah berbuat asusila. Saat menggelar razia, Sat Pol PP bekerjasama dengan TNI/Polri.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak, Syarif saleh mengatakan kerjasama dalam menekan angka penyalahgunaan hotel sangat diharapkan pemerintah dengan pengelola hotel. Sebab, tanpa peran pengelola hotel penyakit masyarakat tersebut sulit ditangani.
Dia menegaskan, pihaknya tidak akan menindak atau menyurati hotel yang tidak bermasalah. “Yang kami tindak adalah hotel yang ditemukan ada pasangan di luar nikah menginap. Terlebih lagi sampai melakukan hubungan badan. Kan ini harus ditindak. Termasuk juga hotel yang menyediakan PSK,” ungkapnya.
Memang ada hotel yang menjalin hubungan baik dengan Pemkot Pontianak. Ada pengelola hotel yang menghubungi Sat Pol PP jika ada indikasi pasangan bukan suami istri menginap dalam satu kamar. “Jika mereka melihat ada hal yang mencurigakan, managemen hotel menghubungi kami,” paparnya.
Hunian Turun
Tingkat hunian hotel di Pontianak pada Natal dan menjelang tahun baru ternyata relatif rendah. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalbar Yuliardi Qamal mengatakan tingkat hunian hotel pada Natal kemarin berkisar 50 persen saja. “Sangat sepi sekali Natal ini. Teman-teman rata-rata mengeluh. Tamu sepi. Itu terjadi di sebagian besar hotel di Pontianak,” kata Yuliardi.
Tingkat hunian hotel sendiri berbeda-beda. Memang ada hotel di Pontianak yang tingkat hunian hotelnya masih cukup tinggi. “Misalnya Orchardz itu masih 72 persen. Tapi kalau dilihat dari rata-rata di bulan lain angka ini tergolong turun. Yakni sebesar 7-10 persen,” katanya.
Para tamu didominasi tamu lokal dari daerah-daerah di Kalbar. Sementara tamu dari luar provinsi justru berkurang. “Kami tidak tahu pasti mengapa bisa turun seperti ini,” katanya.
Namun Yuliardi menduga, orang-orang luar lebih memilih berlibur di daerah lain. Dengan kata lain, Kota Pontianak belum menjadi destinasi saat perayaan Natal. “Sebab belum ada memang satu kekhasan perayaan Natal di Pontianak. Sehingga mereka lebih memilih mencari kota lain yang memiliki nuansa khusus dalam perayaan Natal,” katanya.
Penuruan hunian ini menurut Yuliardi tentu saja juga mempengaruhi pendapatan setiap hotel. Yuliardi belum bisa memprediksi tingkat hunian hotel pada saat tahun baru ini. “Mungkin ada kenaikan. Tetapi saya kira kenaikannya tidak akan besar. Sebab di tahun baru pun kita memang tidak punya even khusus,” katanya.
Menurut Yuliardi, kondisi ini menurutnya perlu menjadi evaluasi. Ke depan dia menyarankan perlunya ada even-even khusus menyambut Natal dan tahun baru untuk mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Pontianak. Hal ini diharapkan agar meningkatkan tingkat hunian hotel di Pontianak.(hen/her)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menjaga Kamtibmas, TNI Membantu Polisi
Redaktur : Tim Redaksi