jpnn.com - SURABAYA – Penjualan kendaraan niaga terbantu gencarnya proyek pembangunan infastruktur. Salah satunya ialah penjualan kendaraan niaga segmen truk konstruksi.
Pada semester pertama tahun ini, segmen tersebut tumbuh 50 persen.
BACA JUGA: Cadangan Devisa Cukup untuk Biayai 8 Bulan Impor
Kepala Wilayah Indonesia Timur PT Astra Internasional Tbk-UD Trucks Januar Z. Lubis menyatakan, pertumbuhan pasar truk didorong penjualan truk mixer dan truk hi blow (pengangkut semen curah).
Permintaan datang dari kontraktor proyek infrastruktur, terutama jalan tol. ’’Sedangkan truk di segmen perdagangan ekspor impor maupun pengangkut komoditas, tren penjualannya menurun,’’ tuturnya.
BACA JUGA: Perluas Akses Pasar, LLP-KUKM Gandeng Lion Air
Penurunan itu disebabkan banyaknya pengusaha yang terlambat menerima pembayaran komoditas ekspor maupun impor.
Pasar truk di Jatim pada paruh pertama tahun lalu mencapai 1.500 unit. Sementara itu, pada semester pertama tahun ini turun menjadi 1.200 unit.
BACA JUGA: Kebijakan Kemenhub Bikin Pengusaha Menjerit
Selain di Jatim, pasar truk konstruksi di Sulawesi melonjak karena pembangunan pelabuhan tol laut dan tol Makassar–Manado. ’’Mayoritas truk kategori 3 (lebih dari 250 PS). Pangsa pasar truk bertonase besar naik dari empat persen menjadi 12,5 persen,’’ paparnya.
Program amnesti pajak berkontribusi 20 persen terhadap peningkatan pasar truk konstruksi pada semester pertama lalu. Alasannya, saat ini banyak pengusaha bermodal besar yang membeli truk sebagai persiapan pengerjaan proyek-proyek pada triwulan terakhir 2016.
’’Periode pertama tax amnesty kan berakhir September. Jadi, proyek-proyek mulai digarap Oktober sampai akhir tahun. Sedangkan karoseri truk kan butuh waktu 1–2 bulan,’’ jelas Januar.
Di sisi lain, pengusaha yang bermodal pas-pasan memilih pencairan dana dari pemerintah lebih dulu sebelum membeli truk untuk pelaksanaan proyek. UD Trucks menargetkan peningkatan market share menjadi 24 persen untuk kategori truk lebih dari 250 PS.
Anak perusahaan Astra itu dalam waktu dekat merilis produk truk 220 PS karena permintaan pasar cukup besar. Penjualan tahun ini ditargetkan 600 unit. Hingga semester pertama sudah terealisasi 275 unit.
Secara nasional, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan truk menurun 19,4 persen atau 33.035 unit. Total penjualan truk pada semester pertama mencapai 41.205 unit. (vir/c15/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AirAsia Tunjukkan Keseriusan Bantu Pariwisata Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi