jpnn.com, JAKARTA - Proyek Independent Power Producer (IPP) Jawa-1 akan memasuki tahap konstruksi pembangkit listrik bertenaga gas siklus ganda berkapasitas 1.760 MW dan sebuah Floating Storage Regasification Unit (FSRU) berkapasitas 170 ribu m3.
Proyek yang berlokasi di Cilamaya, Jawa Barat ini menjadi proyek terintegrasi “LNG-to-Power” pertama di Asia, dan juga salah satu yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
BACA JUGA: Pertamina Resmikan BBM 1 Harga di Kabupaten Nias
PT Pertamina melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Power Indonesia (PPI) yang merupakan holding company dari dua project companies IPP Jawa-1 yaitu PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR), bertindak sebagai lead consortium yang beranggotakan Marubeni Corporation, dan Sojitz Corporation dan perusahaan lainnya.
JSP dibentuk untuk melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit listrik, sedangkan JSR didirikan untuk pengelolaan FSRU.
BACA JUGA: Pertamina, HK & Waskita Bersinergi Bangun SPBU di Jalan Tol
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Heru Setiawan mengatakan, seluruh listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tersebut akan dipasok ke PT PLN selama 25 tahun.
Melalui pengembangan proyek ini, Pertamina grup menjadi partner PLN dalam memasok listrik ke jaringan listrik nasional Jawa-Bali.
BACA JUGA: 2019, Pertamina Targetkan Bangun 10 SPBU di Ruas Jalur Tol
“Pembangunan infrastruktur gas dan pembangkit listrik yang terintegrasi dilakukan untuk mewujudkan energi bersih bagi negeri. Selain Jawa-1, Pertamina, melalui PPI juga mengembangkan proyek IPP dan energi baru terbarukan lainnya sejalan dengan tumbuhnya permintaan pasar, baik di skala nasional maupun internasional,” jelasnya.
Proses pembangunan pembangkit listrik gas terintegrasi ini akan memasuki masa konstruksi pada Desember 2018 yang ditandai dengan pelaksanaan ground breaking pada minggu ke-3 Desember 2018.
Ginanjar selaku Direktur Utama PPI menambahkan, proyek Jawa-1 ini terbagi dalam 3 tahapan penting, yaitu Tahap I (pra proyek s/d Financial Close (FC)), Tahap II (konstruksi) dan Tahap III (operasional). Dengan telah tercapainya FC pada 5 Desember 2018, maka tahap I proyek sudah berhasil diselesaikan.
"Kami juga harus memastikan aspek HSSE menjadi komitmen semua pihak terkait. Proyek Jawa-1 ini menggunakan skema pendanaan non-recourse project financing, di mana pengembalian pendanaan solely bersumber dari cashflow yang di-generate oleh proyek," tandas Ginanjar.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Targetkan 60% Produksi Minyak dari Pertamina
Redaktur & Reporter : Yessy