jpnn.com - SAMARINDA – Kalimantan Timur akan memiliki kereta api. Proyek itu ditargetka rampung pada 2020. Di sisi selatan, rel membentang dari Penajam Paser Utara (PPU)–Kutai Barat (Kubar) sepanjang 203 kilometer.
Sementara itu, jalur utara dari Tabang, Kutai Kartanegara menuju Lubuk Tutung (Kutai Timur) sepanjang 135 kilometer. Kedua proyek menelan USD 3,7 miliar atau setara Rp 48 triliun.
BACA JUGA: Kisah Istri Cantik yang Kumat jadi PSK Bintang Lima, Gara-gara...
Dengan perincian, USD 2,2 miliar (jalur selatan) dan USD 1,5 miliar (utara). Proyek Kereta Api Borneo merupakan satu dari tiga investasi total bernilai Rp 72 triliun yang di-groundbreaking Presiden Joko Widodo (Jokowi), November 2015.
Dua megaproyek lainnya, yakni pelabuhan di Kawasan Industri Buluminung, PPU dan pembangunan Marine Techno Park (pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kelautan).
BACA JUGA: TNI Amankan 20 Ribu Kayu Ilegal, Bantah Hasil Kerja Polisi
Semuanya diprakarsai perusahaan asal Rusia, yakni Russian Railways. Nah, Pemprov Kaltim dan PT Kereta Api Borneo (KAB) --anak perusahaan Russian Railways-- menggelar rapat, Senin (18/4).
Fokus pembicaraannya ialah pembangunan di jalur utara. Di jalur tersebut, memang relatif lebih mudah ketimbang jalur selatan yang masih berkutat dengan proses pembebasan lahan yang dominan dimiliki masyarakat.
BACA JUGA: Belum Dilantik, Ini Kata Wagub Kalteng
“Ini sudah masuk tahap diskusi akhir. Tinggal melaksanakan kesepakatan dengan supplier (perusahaan),” ujar Presiden Direktur PT Kereta Api Borneo (KAB) Denis Muratov. (ril/rom/k15/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Astaga, 25 Anggota Polres Magelang Masuk Rehabilitasi Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi