jpnn.com, JAKARTA - Penandatanganan Head of Agreement (HoA) KPBU SPAM Semarang Barat, digelar di Bali Room Hotel Melia, Nusa Dua, Bali, Senin (8/10). Penandatanganan dilakukan bersamaan dengan Annual Meeting IMF-WB 2018. Di dalamnya juga digelar Forum Media BUMN/lembaga kementerian keuangan, dalam rangka menunjukkan capaian pemerintah dalam pengembangan inovasi dan kreasi pembiayaan proyek infrastruktur dan pembiayaan ekspor.
"Terima kasih dan penghargaan disampaikan Moya Grup yang menaungi PT Aetra Air Jakarta (“Aetra”) karena telah diberi kesempatan dan berpartisipasi dalam konsorsium dengan PT Medco Infrastruktur Indonesia, yang memenangkan tender Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat dengan kapasitas produksi sebesar 1.000 liter per detik,” kata Presiden Direktur Aetra Mohamad Selim dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/10).
BACA JUGA: Dulu Punya Aetra, Sandi Kini Anti-Swastanisasi Air
Menurut Selim, ini merupakan salah satu proyek KPBU SPAM Semarang Barat. Proyek KPBU tersebut bernama PT Air Semarang Barat (ASB) yang mulai beroperasi 2021.
“PT ASB berkeyakinan dapat menyelesaikan SPAM tersebut tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama," yakin Selim.
BACA JUGA: Eny, Perempuan Pelobi Ditangkap Polisi
Moya dan Aetra berkomitmen penuh memberikan hasil yang optimal dalam partisipasinya melalui agenda nasional di bidang pembangunan dan penyediaan air minum di Indonesia, khususnya di Semarang Barat.
Melalui penambahan jaringan perpipaan, komitmen ini otomatis akan menambah cakupan layanan (servixe coverage) di area Semarang Barat khususnya pemenuhan akan akses air bersihnya.
“Karena, pemenuhan akan hak atas air bersih tersebut mutlak dibutuhkan dan merupakan hak asasi semua warga negara Indonesia," kata Selim.
Menurut Selim, skema kerja sama "bangun-guna-serah" atau "built-operate-transfer" dengan total investasi Rp 458 miliar dan jangka waktu dua ini, diharapkan PT ASB mampu memenuhi kebutuhan pemenuhan akses air bagi warga Semarang Barat dengan optimal.
PT ASB ini merupakan project Public Private Partnership (PPP) Moya Group yang kedua, setelah sebelumnya telah dilakukan di PT Aetra Air Tangerang (Aetra Tangerang).
Program PPP ini saat ini semakin menjadi perhatian para pemangku kepentingan dalam pembangunan infrastruktur di Idonesia khususnya dalam penanganan jaringan air minum melalui jaringan perpipaan.
Dengan skema PPP ini, pemerintah dapat membagi tugas penyelenggaraan infrastruktur dengan pihak swasta, sehingga pemerintah diharapkan dapat lebih berkonsentrasi kepada tugas-tugas lainnya," ujar Mohammad Selim.
Dengan konsep PPP ini, menurut dia, keberadaan Moya dan Aetra salah satunya dalam proyek KPBU Semarang Barat dapat membantu pemerintah pusat, pemerintah daerah, PDAM dan badan-badan lainnya meningkatkan pelayanan air bersih melalui jaringan perpipaan di Indonesia. Namun, tentunya keberhasilan proyek ini tidak terlepas dari peranan dan dukungan penuh dari pemerintah maupun PDAM.
Sebagai mitra swasta, Moya dan Aetra berprinsip bahwa komitmen kerja sama tersebut harus dilakukan dengan konsep saling menghormati, mencari solusi yang paling baik untuk hasil yang terukur dengan jelas. Efisien dan efektif menjadi kunci keberhasilan dari sisi yang lainnya.
Kedua hal tersebut diyakini menjadi modal yang paling utama dalam mengukur keberhasilan proyek tersebut. Keyakinan ini dilandasi karena telah banyak memiliki tenaga engineering, teknik serta design yang handal. Sehingga dapat memunculkan banyak inovasi yang diselaraskan untuk menekan biaya operasional. Hal ini sudah kami buktikan dibuktikan pada proyek-proyek yang terdahulu," kata Selim.(boy/jpnn)
Redaktur : Tim Redaksi