Mahasiswa Australia, Daniel May mendokumentasikan pengalamannya mengenai mahasiswa muslim Indonesia di Australia dalam sebuah blog sebagai bagian dari proyek kuliahnya. Dia menulis mengenai bagaimana proyek ini membentuk dirinya melebihi gelar sarjananya.
Seperti banyak warga Australia lainnya, Saya tidak banyak memiliki pengetahuan luas mengenai agama Islam. Jadi saya memutuskan untuk mencari tahu seperti apa agama Islam versi warga Indonesia. Untuk mempelajari lebih jauh hal itu, cara terbaiknya adalah bertanya langsung kepada warga muslim Indonesia langsung. Dengan mendengarkan jawaban mereka, Saya berharap dapat mengungkap isu-isu yang warga Muslim hadapi ketika hidup di Australia. Melalui blog ini, saya bertujuan menantang anggapan orang-orang mengenai Islam, dan mengungkap kalau ada banyak persamaan ketimbang perbedaan antara Islam dengan agama lain.
BACA JUGA: Izin Berjualan Rokok di Tasmania Semakin Mahal
Tujuan dari proyek ini adalah untuk mendengarkan seperti apa kehidupan pelajar Muslim Indonesia di Australia.
Begitu saya mendapatkan empat relawan yang tinggal di Adelaide dan belajar di Universitas Flinders, saya membuat video dari wawancara kami dimana masing-masing relawan berbicara secara candid tentang banyak isu tanpa batasan sama sekali.
BACA JUGA: Acara Belanja Khusus Bagi Penderita Autism di Adelaide
Dengan para relawan, saya menghadiri pertemuan kelompok pelajar Muslim Indonesia, mengunjungi keluarga mereka, pergi ke pasar utama Adelaide dan sering kali hanya berkumpul dengan mereka untuk pemahaman yang lebih baik mengenai seperti apa sebenarnya kehidupan mereka.
Melalui proyek ini saya mendapatkan pengalaman yang sangat membingungkan, tapi juga sangat menyejukan hari.Sementara sulit memilih satu pengalaman saja, kunjungan saya ke Kajian Islam Adelaide (KIA, yang artinya Pelajaran mengenai Islam di Adelaide) menggambarkan keseluruhan pengalaman saya tersebut.
BACA JUGA: Ketahui Temperamen Sapi Dari Gerakan Matanya
Daniel May sedang berlibur di IndonesiaPhoto: Supplied
Arioma, salah satu relawan, adalah Presiden dari K.I.A., dan ketika pertama kali saya tiba, dia langsung memperkenalkan saya ketika membuka pertemuan tersebut.
Selama pertemuan ini berlangsung kelompok kajian ini biasanya memulai dengan pembacaan doa dari buku Islam terkenal di Indonesia. semua orang sangat mempertimbangkan kehadiran saya dan membantu saya menterjemahkan apa yang tengah dibahas sehingga saya memahami semuanya.
Setelah pembahasan ini selesai, kelompok ini melakukan sholat berjamaah sementara beberapa anak kecil berlarian kesana kemari di rumah tersebut. Mereka melambaikan tangan ke arah orang dewasa yang tengah fokus bersembahyang.
Kemudian tiba waktunya makan.
Setiap pekan anggota kelompok ini akan bergantian memasak makanan dari daerah mereka masing-masing. Saya mencoba Soo Betawi yang lezat, yang merupakan sejenis sup. Segera setelah waktu makan malam selesai, tiba waktunya berkaraoke dimana alat musik dimainkan. Musik ini lebih menarik perhatian anak kecil di ruangan tersebut.
Setiap saya bertemu dengan kelompok warga Indonesia yang baru saya diingatkan pada betapa tulus dan ramahnya mereka menyambut orang yang baru mereka temui. Semua anggota kelompok akan memperkenalkan diri dan berterima kasih kepada saya karena berkenan untuk datang. Agama itu sendiri dikesampingkan dan saya diperlakukan sama dengan semua orang di ruangan tersebut.
Setelah pengalaman saya melakukan proyek ini Saya berkesimpulan kalau Muslim tidak berbeda dari orang lain yang mempraktekan agama yang lain. Saya berharap pengalaman saya ini dan cerita-cerita di blog saya dapat mendorong warga Australia lainnya untuk mengenal lebih dekat tetangga kita secara lebih baik.
Daniel May saat ini tengah menjalani semester terakhirnya di Diploma Bahasa (Indonesia) di Universitas Flinders. Di waktu senggangnya, dia menikmati perjalanannya ke Indonesia dan menghabiskan banyak waktu dengan komunitas Indonesia di Adelaide.
Kisah-kisah menarik lainnya dapat anda ikuti di Australia Plus community di Facebook, atau follow akun Twitter dan Instagram kami.
Artikel dalam Bahasa Inggris bisa dibaca disini. Diterjemahkan pada pukul 20:40 Wib, 31/07/2016 oleh Iffah Nur Arifah.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendongeng Larry Brandy Angkat Budaya Aborijin ke Anak Berbagai Bangsa