Daftar 16 universitas itu sudah diberikan pada Angie setelah Rosa mendapatkannya dari Biro Perencanaan Dirjen Dikti di Kemendiknas dan mengecek langsung pada rektor 16 universitas itu. Pemberian daftar diberikan sebelum pembahasan anggaran.
Namun, setelah usulan itu disetujui dalam rapat banggar, ternyata sejumlah rektor menyatakan hasilnya berupa Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) tidak sesui dengan usulan awal yang diminta sejumlah universitas itu.
"Ketika saya cek usulan awal ternyata tidak sesuai dengan dipa yang turun. Sejumlah rektor menyebut, ini bukan giringannya Ibu Rosa, karena tidak sesuai judul dan dipanya. Ada orang Golkar, PDI dan yang lain yang giring," ujar Rosa saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Kamis (11/10).
Ini Rosa jelaskan setelah Angelina mempertanyakan kebenaran adanya DIPA dan usulan awal yang tak sesuai. Dalam hal ini, Rosa tak menyebut siapa oknum dari Partai Golkar maupun PDIP yang juga menggiring usulan anggaran proyek itu.
Angie yang mendengar jawaban Rosa, menghempaskan napas berat. Tampaknya ia ragu dengan jawaban Rosa.
"Jadi yang bu Rosa usul ke saya ada yang tidak keluar di DIPA," tanya Angie pada Rosa.
"Kebanyakan tidak keluar," kata Rosa. Angie pun terdiam.
Rosa mengaku dari 16 proyek universitas, yang tembus anggaran tersebut hanya enam perusahaan, yakni Universitas Tadulako, Universitas Negeri Malang, IPB, USU, Universitas Patimura dan Universitas Cendrawasih.
Untuk memajukan usulan awalan anggaran ini di Banggar, Angie dijanjikan mendapat fee 5 persen dari biaya total usulan Rp 610 miliar. Group Permai baru membayarnya Rp 15 miliar, sementara sisanya belum sempat diberikan karena Nazaruddin dan Rosa telanjur dijeblokan KPK ke penjara. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setneg Jamin Paspampres Tak Digaji Dua Instansi
Redaktur : Tim Redaksi