Proyek Rel KA Kalimantan Ditawarkan Ke Rusia

Kamis, 23 Februari 2012 – 07:37 WIB

JAKARTA - Pembangunan jalur kereta api pertama di Kalimantan sepanjang 150 kilometer akan ditawarkan kepada Rusia pada pertemuan Business to Business (B to B) antara Indonesia dan Rusia pada 28 Februari 2012 nanti. Hal ini merupakan tindak lanjut penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Russian Railway dengan Provinsi Kalimantan Timur sebelumnya.

"Pada rapat persiapan Pertemuan Business Forum teridentifikasi beberapa proyek terkait sektor transportasi yang akan ditawarkan kepada pihak Rusia. Di antara proyek tersebut adalah rencana pembangunan jalur kereta api di Pulau Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur sepanjang 150 kilometer," ujar Kepala Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, Rabu (22/2).

Proyek pembangunan kereta Trans Kalimantan itu diperkirakan menelan investasi hingga USD 2,5 miliar. Hal itu diperkuat dengan pernyataan minat Provinsi Kalimantan Tengah untuk membuka pembangunan jalur kereta api untuk bisa melalui daerahnya.

Selain itu, kata Bambang, pembangunan jalur kereta api di Pulau Kalimantan memang direncanakan untuk angkutan kereta api batubara. "Dengan ada jalur kereta api di Kalimantan tentunya akan sangat membantu mengurangi biaya logistik pengangkutan batubara," ungkapnya.

Bambang menambahkan, beberapa provinsi di Pulau Sulawesi juga menyatakan minat untuk menawarkan kerjasama pembangunan jalur kereta api, di antaranya Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. "Pembangunan jalur kereta api di Pulau Sulawesi ini direncanakan untuk angkutan kereta api penumpang," terangnya.

Pertemuan antar pelaku bisnis Indonesia-Rusia (Business to Business) yang akan dilaksanakan pada Selasa (28/2) tersebut merupakan salah satu bagian dari pertemuan Business Forum Indonesia-Rusia yang akan diselenggarakan selama dua hari di Jakarta.

Pertemuan Business Forum tersebut akan dibagi menjadi dua pertemuan yang terdiri atas pertemuan Government Official (Government to Government - G to G), dan pertemuan antar pelaku bisnis kedua negara (B to B). "Akan banyak yang dibicarakan mengenai hubungan bisnis kedua negara," lanjutnya.  Sedangkan di pertemuan B to B, akan dibicarakan seputar kebijakan (policy) terkait iklim bisnis di masing-masing negara.

Diharapkan baik Pemerintah Indonesia maupun kalangan swasta atau pebisnis Indonesia dapat memanfaatkan momen pertemuan Business Forum ini sebaik mungkin untuk meraih investor yang akan berinvestasi di Indonesia. "Ujung-ujungnya tentu kita berharap banyak pengusaha Rusia yang menanamka modalnya di Indonesia, terutama dalam sektor transortasi yang peluangnya sangat banyak," jelas Bambang. (wir/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BNGA Salurkan Kredit Rp 153,35 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler