jpnn.com, SURABAYA - Sudah tiga hari penyambungan pipa dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Alas Malang di Kelurahan Bringin, Kecamatan Sambikerep, ke Umbulan, Pasuruan, mandek. Akibatnya, lahan bekas penanaman pipa dan calon lokasi penanaman pipa tak terurus. Ketika hujan, tanah menjadi becek. Beberapa truk yang melintas ambles sehingga harus ditarik.
Kemarin lokasi proyek tampak lengang. Alat berat yang sebelumnya berada di sekitar lokasi saat ini sudah ditarik PT Wijaya Kusuma Emindo (WKE) selaku pemenang proyek pengerjaan SPAM Alas Malang.
Site Manager Pengerjaan SPAM Alas Malang Suryana mengatakan, pengerjaan tersebut berhenti karena ada pergantian alat berat. Sebab, kapasitas alat berat yang digunakan sebelumnya terlalu kecil. Karena itu, pengerjaan yang dilakukan kurang bisa optimal. Pipa di Jalan Raya Alas Malang sudah dipasang pada 20 Desember lalu. Untuk saat ini, pengerjaan baru mencapai 6 persen.
Mungkin pemasangan pipa sepanjang 1,2 kilometer bakal dilakukan kembali pekan depan. "Kalau alat sudah datang, pasti kami lanjut kembali," terangnya. Selain masalah alat, musim hujan menjadi salah satu kendala terkait berhentinya pemasangan pipa. Sebab, jika itu tetap dilakukan, tanah sekitar rawan ambrol.
Suryana menuturkan, pembangunan SPAM dan pemasangan pipa merupakan satu paket. Pipa yang dipasang itu memang cukup besar. Sebab, diameternya mencapai 1 meter. Pengerjaan pipa di titik tersebut merupakan tahap paling awal. Sebab, akan ada pihak lain yang memasang pipa sekitar 90 kilometer menuju Umbulan.
Dia juga menambahkan, pipa dipasang di bagian persis tengah jalan raya. Sebab, pemasangan di bagian pinggir jalan akan berisiko lantaran sudah banyak pipa ataupun kabel yang ditanam di pinggir jalan.
Mandeknya pengerjaan tersebut memunculkan beberapa masalah. Salah satunya, banyak kendaraan yang ambles di sekitar lokasi pemasangan pipa. "Sudah tiga kali di sini terjadi truk ambles," ucap Lurah Bringin, Kecamatan Sanbikerep, Iwan Ratmono kemarin.
Iwan mengatakan, beberapa truk itu ambles karena jalan masih belum padat. Sedangkan para pengemudi tidak mengetahui bahwa kondisi di area tersebut belum normal. Selain itu, ada yang melintas karena mengira jalan sudah bisa dilewati.
Dia juga menuturkan, truk tetap melintas di lokasi proyek karena tidak ada penjagaan di pertigaan Jalan Alas Malang. Apalagi, beberapa garis larangan yang dulu terpasang rapi sekarang sebagian sudah hilang. "Dulu selama tiga hari ada yang jaga, sekarang enggak," tuturnya.
Mengenai hal itu, Iwan mengumpulkan beberapa pihak yang bertanggung jawab atas proyek itu guna membahas hal tersebut. Dia menekankan, meski pemasangan berhenti, setidaknya masih ada petugas yang menjaga di sana. Selain itu, harus ada pengurukan sirtu di lokasi area tempat pemasangan pipa.
Menurut Iwan, selain faktor hujan, pengerjaan itu berhenti sementara lantaran ada masalah manajemen di pusat. Maklum, PT WKE sedang bermasalah dengan KPK mengenai penyuapan proyek pengadaan sistem air minum di Kementerian PUPR. "Tapi, gak tahu tepatnya karena apa," ucapnya
Bahkan, dengan berhentinya pengerjaan tersebut, dia kerap menjadi sasaran pengaduan warga. Iwan berharap pemasangan pipa itu nanti bisa rampung sesuai dengan target awalnya. Yakni, akhir Februari tahun ini.
Salah seorang pengemudi truk, Iril, mengatakan bahwa dirinya dan empat pekerja harus bongkar muat ulang karena kendaraannya terperosok. Truk bernopol W 8376 H itu melintas lantaran tidak tahu bahwa di Jalan Alas Malang sedang ada pemasangan pipa. "Lha tak kira di sini bisa dilewati," kata pria asal Mojokerto itu. (omy/c10/any)
BACA JUGA: Relokasi PKL Kapasari ke Sentra Gembong Asih
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rumah Mulyadi Ludes Karena Obat Nyamuk
Redaktur : Tim Redaksi