jpnn.com - SEMARANG - Persoalan pembebasan lahan ternyata menjadi salah satu sebab proyek tol Semarang-Solo Seksi III (Bawen-Salatiga) tersendat. Menurut Sekda Kabupaten Semarang, Gunawan Wibisono, ada lahan yang belum tuntas proses pembebasannya.
”Ada tanah bengkok (tanah untuk pengganti gaji petugas aparat desa, red) yang terkena imbas pembangunan tol, di mana ganti tanahnya masih menemui masalah,” katanya seperti diberitakan Jawa Pos Radar Semarang.
BACA JUGA: Anak Cantiknya Sudah Capek Nakal, Ayah Masih Jadi Raja Togel
Ia memerinci, ada sembilan petak tanah bengkok terkena imbas pembangunan jalan tol Bawen-Salatiga. Namun, akhirnya tinggal satu petak tanah bengkok yang belum menemukan pengganti.
”Itu karena calon tanah yang akan dibeli pemkab untuk ganti tanah bengkok tersebut ternyata merupakan tanah sengketa. Sehingga pemkab memberikan ganti dalam bentuk uang cash Rp 300 juta ke pihak kelurahan untuk mencari tanah pengganti sendiri,” ujarnya.
BACA JUGA: Mbak Sri Sang Utusan Tuhan Mengaku Bisa Panggil Uje
Selain itu, kendala peoyek tol Bawen-Salatiga adalah pembangunan Jembatan Tuntang yang belum rampung. Akibatnya, kalaupun tol Bawen-Salatiga dipaksa untuk dioperasikan saat musim mudik, maka ada pengalihan arus.
”Jembatan Tuntang belum bisa dipakai. Sehingga nanti (pemudik, red) diarahkan ke Desa Asinan. Lalu masuk lagi ke Desa Telogo. Pakainya jembatan utama,” tuturnya.
BACA JUGA: Takut Gelombang Besar, Ratusan Warga Mengungsi
Terpisah, Pimpro Tol Semarang-Solo Seksi III, Indriyono mengatakan, ruas tol Bawen-Salatiga melintasi Desa Kandangan, Ndelik, Pancuran, Tuntang, Bringin, Watuagung, Tlogo dan Pabelan, Kabupaten Semarang. Sedangkan yang masuk wilayah Salatiga meliputi Bugel, Kauman Kidul dan selesai di Tingkir.
Ia menjelaskan, tol Bawen-Salatiga memiliki panjang 17,6 km. Pembangunannya dikerjakan oleh sejumlah kontraktor besar. Misalnya, PT Nindya Karya yang mengerjakan sekitar 4 km.
Sedangkan untuk proses pembebasan lahan tol yang masuk Kota Salatiga sudah tidak ada persoalan lagi. Kabag Humas Kota Salatiga, Sri Satutik mengatakan, pembebasan lahan untuk tol di wilayahnya sudah sepenuhnya tuntas.
Untuk diketahui, luas total tanah warga yang terkena pembangunan jalan tol di Salatiga mencapai 140.980 m². Tanah tersebut milik 235 warga terkena proyek (WTP).
”Pembebasan lahan tol untuk wilayah Kota Salatiga sudah 100 persen. Kini pembangunan dilaksanakan oleh Trans Marga Jawa Tengah,” tuturnya.(jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolong..Petani Garap Tanah Leluhur Malah Dipolisikan
Redaktur : Tim Redaksi