JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 mencapai 5,1 persen. Prediksi itu jauh berada di bawah perkiraan pemerintah yang mematok akselerasi output ekonomi tahun depan sebesar 5,8 persen.
Dewan Eksekutif IMF David Cowen mengatakan, Indonesia telah mengelola makroekonomi dengan baik sehingga berhasil meningkatkan kredibilitas kebijakan dan ketahanan eksternal.
Cowen melihat, selama 18 bulan terakhir ini, kebijakan dan bantalan cadangan devisa telah diperkuat. Itu selaras dengan upaya untuk mendorong reformasi struktural dan memberikan lebih banyak kesempatan kerja bagi tenaga muda Indonesia.
"Dalam jangka pendek, prospek perekonomian Indonesia cenderung terus terpengaruh kondisi global sebagai akibat melemahnya harga komoditas dan pengetatan kondisi keuangan. Tapi, pertumbuhan PDB Indonesia diproyeksikan dapat dipertahankan di level 5,1 persen pada 2015. Itu didukung pemulihan pada investasi dan peningkatan ekspor manufaktur," ujarnya.
Selain itu, IMF memproyeksi inflasi meningkat sementara setelah kenaikan harga BBM bersubsidi pada November 2014, namun diperkirakan akan turun menuju target Bank Indonesia (BI) di level 4,0 plus minus 1 persen pada akhir 2015.
BACA JUGA: Masukkan Subsidi Tetap untuk BBM di Revisi APBN
Defisit transaksi berjalan pun diproyeksikan menurun menjadi sekitar 2,75 persen dari PDB pada 2015. Kinerja itu didukung kenaikan ekspor manufaktur serta pembayaran untuk impor minyak yang lebih rendah.
"Ke depan risiko muncul terutama dari perlambatan ekonomi yang terjadi pada mitra dagang negara-negara emerging market yang lebih dalam dari perkiraan dan lonjakan volatilitas pasar keuangan global," ujarnya.
Selain itu, IMF memberikan catatan kepada kebijakan fiskal pemerintah. Posisi fiskal diharapkan dapat lebih diperkuat oleh reformasi lebih lanjut pada harga BBM sehingga dapat mendukung rencana pembangunan jangka menengah pemerintah.
IMF juga berpendapat, kebijakan moneter terus menjangkar kuat ekspektasi inflasi. Itu juga akan membantu penguatan posisi eksternal Indonesia yang dibantu kerangka nilai tukar yang lebih fleksibel.
"Ke depan kombinasi kebijakan moneter yang ketat dan kurs yang fleksibel membantu penyempitan defisit transaksi berjalan, dengan catatan didukung oleh posisi fiskal yang berhati-hati dan percepatan reformasi struktural," ungkapnya.
Sebelumnya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2015 oleh BI juga lebih bagus bila dibandingkan dengan tahun ini. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, tahun depan pertumbuhan ekonomi dunia bisa mencapai 3,6 persen atau lebih tinggi ketimbang tahun ini yang hanya 3,4 persen.
BACA JUGA: Besok PLN Punya Dirut Baru
Sementara itu, IMF memperkirakan tahun depan ekonomi dunia dapat tumbuh agresif 3,8 persen. "Kami lebih konservatif di 3,6 persen," ujarnya. (gal/c10/sof)
BACA JUGA: Simly Bakal Bawa Pindad Bersaing dengan Produsen Senjata Internasional
BACA ARTIKEL LAINNYA... BUMN Tunjuk Silmy Karim jadi Dirut Pindad
Redaktur : Tim Redaksi