Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 5,7 - 5,8 Persen

Kamis, 08 Mei 2014 – 09:16 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Triwulan I-2014 yang hanya sebesar 5,21 persen (year on year) dan di bawah ekspektasi, membuat pemerintah kini lebih realistis. Target pertumbuhan ekonomi 6,0 persen yang dipatok dalam APBN 2014 pun dipangkas.

Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan, pemerintah kini menargetkan pertumbuhan ekonomi 2014 di kisaran 5,7 - 5,8 persen. "Investasi akan menjadi andalan dalam tiga triwulan berikutnya," ujarnya kemarin (7/5).

BACA JUGA: SMI Terbitkan Obligasi Rp 1 Triliun

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan struktur perekonomian Indonesia masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 5,61 persen, lalu konsumsi atau belanja pemerintah tumbuh 3,58 persen, adapun investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) naik 5,13 persen. Sementara itu, ekspor mengalami kontraksi atau tumbuh -0,78 persen, demikian pula impor yang tumbuh -0,66 persen.
 
Menurut Lukita, investasi mampu memberikan multiplier effect sehingga bisa mendorong laju roda perekonomian lebih kencang. Dia mengakui, pertumbuhan investasi 5,13 persen pada Triwulan I-2014 lalu sebenarnya sudah cukup tinggi. "Tapi, itu belum secepat yang diharapkan. Mudah-mudahan setelah usai Pemilu, investor makin yakin masuk ke Indonesia," katanya.

Lukita menyebut, meski ekonomi Indonesia sedang memasuki periode perlambatan sebagai konsekuensi strategi pengetatan fiskal dan moneter untuk meredam defisit neraca berjalan (current account deficit), namun jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara lain, Indonesia tetap menjadi salah satu yang terbaik. "Buktinya, laporan Bank Dunia menyebut Indonesia kini masuk 10 besar ekonomi dunia," ucapnya.

BACA JUGA: 2013, Pendapatan Global Teleshop Capai Rp 3,89 Triliun

Jika dicermati, target pertumbuhan ekonomi 5,7 - 5,8 persen yang diusung Bappenas ini lebih rendah dari proyeksi sementara Kementerian Keuangan yang masih ada di angka 5,8 - 6,0 persen.

Namun, angka Bappenas tersebut masih lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia yang menyebut angka 5,5 - 5,9 persen atau nilai tengahnya 5,7 persen. Bahkan, beberapa institusi internasional seperti Bank Dunia dan Fitch Ratings memproyeksi ekonomi Indonesia tahun ini hanya mampu tumbuh sebesar 5,3 persen.

BACA JUGA: Kembangkan Potensi, Natuna dan Anambas Perlu Dilengkapi Kantor Imigrasi

Berbeda dengan Lukita yang memproyeksi investasi akan tumbuh lebih cepat dalam tiga triwulan terakhir 2014, Ekonom Utama dan Manajer Sektor Bank Dunia di Indonesia Jim Brumby justru menyebut kontribusi investasi dalam perekonomian Indonesia tahun ini akan melambat.

Demikian pula konsumsi rumah tangga yang diprediksi tidak akan terlalu tinggi. "Itu alasan utama Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 5,3 persen tahun ini," ujarnya. (owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Sarankan Natuna dan Anambas Siapkan Listrik Mandiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler