PSI: Kalau Terus Begini, Prabowo Bisa Disebut Penyebar Hoaks

Minggu, 29 Juli 2018 – 20:46 WIB
Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara PSI Bidang Kepemudaan Dedek Prayudi benar-benar kecewa mendengar pernyataan Prabowo Subianto soal kemiskinan yang diklaimnya meningkat 50 persen. Pasalnya, untuk kesekian kalinya ketua umum Gerindra itu melontarkan pernyataan yang tidak berdasar dan jauh dari fakta.

Pria yang akrab disapa Uki ini mengaku khawatir reputasi yang sudah dibangun Prabowo selama ini akan rusak karena pernyataan-pernyataan menyesatkan tersebut.

BACA JUGA: Ijmak Ulama Rekomendasikan Prabowo - Abdul Somad Batubara

"Saya prihatin bahwa politisi senior sekelas Prabowo Subianto menggiring opini dengan statement menyesatkan. Beliau tidak bisa terus-terusan mengeluarkan statement asal-asalan kalau tidak ingin disebut tukang sebar hoaks," tegas politisi muda ini dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/7).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kemiskinan sudah menyentuh level di bawah sepuluh persen pada Maret tahun 2018 ini. Menurut Uki, hal itu baru pertama kalinya terjadi sepanjang sejarah Indonesia.

BACA JUGA: Ustaz Abdul Somad Beri Selamat Buat Duet Maut Prabowo-Salim

Selain itu, lanjut dia, pencapaian tersebut terjadi ketika jumlah penduduk terus meningkat 1,4 persen lebih pertahun. "Ini artinya pertumbuhan penduduk tidak berwujud pertumbuhan penduduk miskin," terang Uki

Mantan peneliti kebijakan United Nations Population Fund itu juga menyinggung data kemiskinan yang dirilis oleh lembaga lain yang juga menunjukkan kemiskinan menurun. "Bank Dunia, menggunakan metode yang berbeda, juga menunjukkan bahwa angka kemiskinan Indonesia menurun. Angkanya juga tidak jauh berbeda dengan temuan BPS," lanjut Uki.

BACA JUGA: Rekomendasi GNPF: Prabowo - Ustaz Somad atau Habib Salim

Uki juga mengatakan bahwa penurunan kemiskinan ini dapat dilihat dari indikator pembangunan lain. Salah satunya, indeks pembangunan manusia (IPM) yang mengalami kenaikan di seluruh provinsi.

Angka nasional juga menunjukkan IPM meningkat dari 68,9 pada 2014 menjadi 70,8 pada 2017. "IPM terdiri dari empat komponen yakni harapan lama sekolah, rata-rata tingkat pendidikan, harapan lama hidup dan standart hidup (pengeluaran perbulan perkapita). Semua menunjukkan kenaikan secara nasional dan kenaikan ini sudah diakui oleh PBB," lanjut Uki.

Jika kemiskinan benar meningkat, lanjut Uki, maka seharusnya diikuti dengan kenaikan angka kematian ibu, penurunan angka partisipasi sekolah, dan peningkatan pengangguran. Tapi, berdasarkan data dari berbagai lembaga, yang terjadi saat ini justru kebalikannya.

"Semua data, baik itu yang di rilis oleh BPS maupun lembaga internasional kredibel sekelas PBB dan Bank Dunia menunjukkan bahwa kematian ibu menurun, pengangguran menurun dan partisipasi sekolah meningkat," jelas pria berdarah Minang ini.

Meski semua itu, Uki mengaku tetap menaruh hormat kepada Prabowo. Hanya saja, dia berharap mantan Danjen Kopassus itu dapat berkontribusi menciptakan diskursus yang lebih berkualitas dan mencerdaskan bagi bangsa.

"Bukan hanya orasi-orasi kosong yang isinya tak dapat dipertanggungjawabkan. Kalau semua data sudah menunjukkan kemiskinan itu memang menurun, apalagi yang diperdebatkan?" tutup Uki.

Sebelumnya diberitakan bahwa Ketua Umum Gerindra mengklaim bahwa kemiskinan meningkat sebesar 50 persen. Pernyataan itu disampaikannya dalam acara Ijtimak Ulama dan Tokoh Nasional di Menara Peninsula, Jakarta Barat, Jumat (27/7).

"Apa yang terjadi adalah dalam lima tahun terakhir kita tambah miskin, kurang lebih 50 persen tambah miskin," ujar Prabowo. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wacana Duet Anies-AHY Menguat, Prabowo Kandas?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler