jpnn.com, JAKARTA - Kasus kebohongan Ratna Sarumpaet membuat PSI makin yakin bahwa Joko Widodo lebih baik dari Prabowo Subianto. Perbedaan kualitas kepemimpinan keduanya terlihat jelas dari sikap masing-masing saat muncul kabar bahwa Ratna dianiaya.
"Dalam kasus Ratna Sarumpaet, Jokowi memilih tidak berkomentar dan fokus pada upaya membantu Palu yang sedang ditimpa bencana," ujar Juru Bicara PSI Andy Budiman, Senin (8/10).
BACA JUGA: Indonesia Sangat Diuntungkan Pertemuan Bank Dunia - IMF
"Sebaliknya Prabowo, pada masa Indonesia sedang berkabung karena gempa Sulawesi, mencoba mempolitisir kasus Ratna Sarumpaet, yang belakangan terbukti berbohong," lanjutnya.
Dari peristiwa ini, lanjut dia, masyarakat bisa mengukur kualitas kepemimpinan kedua kandidat. Jokowi yang semakin matang dan etis, sebaliknya Prabowo yang mengabaikan etika dan grasa-grusu.
BACA JUGA: Cak Imin Yakini Dusta Ratna Gerus Pemilih Prabowo-Sandiaga
Andy mencatat, setidaknya sudah tiga kali Prabowo menggunakan data palsu sebagai landasan bersikap. Pertama, ketika menyatakan dirinya menang Pilpres 2014 berdasar hasil survei internal.
Kedua, lanjut Andy, ketika Prabowo menyatakan Indonesia akan bubar pada 2030. Pernyataan itu dibuat berdasarkan novel fiksi berjudul Ghost Fleet.
BACA JUGA: Sekjen NasDem Yakin Banget Kinerja Jokowi Puaskan Rakyat
"Terakhir adalah kasus Ratna Sarumpaet yang dia sebut sebagai pelanggaran HAM berat," pungkas Andy. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisikan Ratna Sarumpaet, Gerindra Tak Merasa Rugi
Redaktur & Reporter : Adil