jpnn.com, JAKARTA - Muhammad Guntur Romli menyatakan keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) usai terlihat adanya sinyal kedekatan partai itu dengan Capres Prabowo Subianto.
Prabowo sebelumnya mendatangi Kantor DPP PSI pada Rau, 2 Agustus 2023. Dalam pertemuan itu, pihak PSI dan Prabowo menyatakan memiliki kesamaan visi.
BACA JUGA: Begini Respons Hasto PDIP Ditanya Pertemuan Elite PSI dengan Prabowo
Guntur menyatakan keputusannya untuk keluar dari PSI merupakan sesuatu yang berat karena partai itu sudah dianggap sebagai rumah politiknya.
"Saya ingin menyampaikan hal yang sebenarnya berat bagi saya karena terkait relasi antara saya dan kawan-kawan yang saya sudah anggap sebagai saudara sendiri. Begitupun PSI yang selama ini saya anggap sebagai "Rumah Politik" saya, mulai hari ini saya menyatakan keluar dari PSI, sebagai anggota dan kader PSI," ungkap Muhammad Guntur Romli di Jakarta pada Sabtu (5/8).
BACA JUGA: Baidowi PPP soal Koalisi Pendukung Ganjar: Tanpa PSI Tak Masalah
Lebih lanjut Guntur mengatakan bahwa dirinya bukan pengurus PSI, tetapi selama ini sudah dikenal sebagai politisi PSI.
Pasalnya, dia pernah menjadi Caleg DPR RI dan jubir dari PSI.
"Saya ingin berterima kasih kepada semua Bro dan Sis di PSI atas kebersamaan dan solidaritas selama ini dan meminta maaf apabila ada hal-hal yang tak berkenan. Pada Bro Ketum Giring, Sisjen Isyana dan semuanya," lanjutnya.
Tak hanya itu, dia juga mengaku hati nurani dan idealisme terganggu dengan kehadiran Prabowo Subianto di DPP PSI.
Romli mengeklaim dirinya tidak pernah diberi tahu, apalagi diberi penjelasan oleh kawan-kawan Pengurus PSI soal kehadiran Prabowo itu baik sebelum dan sesudahnya.
Guntur Romli juga mengenang PSI pernah memberikan "Award Kebohongan Terlebay" pada Prabowo Subianto karena mengeluarkan pernyataan selang cuci darah RSCM digunakan berkali-kali sampai 40 pasien.
"Namun, alasan yang sebenarnya, saya akhirnya memutuskan keluar dari PSI adalah kehadiran Prabowo di DPP PSI dan "tondo-tondo" koalisi PSI dengan Prabowo itu tanpa dibuka terlebih dahulu ruang diskusi dan perdebatan," jelasnya.
Dia juga mengeklaim dirinya tidak sedang melancarkan politik kebencian pada Prabowo dan mengaku menghormatinya sebagai sosok manusia dan tokoh politik sekaligus sebagai menteri di Kabinet Joko Widodo.
"Jadi, menurut pertimbangan rasional dan ideologis, saya hakulyakin dan percaya Ganjar Pranowo yang layak menjadi penerus Joko Widodo tahun 2024," tegas Guntur.
Guntur menilai persamaan ideologi Jokowi dengan Ganjar mulai dari gaya kepemimpinan dan pelayanan, merakyat, dekat dengan rakyat, senantiasa blusukan, bertemu dengan rakyat, apa pun risiko dan keluhannya, jujur, bersih, lurus, tidak neko-neko.
"Apalagi berdasarkan hasil Rembuk Rakyat yang diumumkan PSI pada Oktober 2022 lalu, 'Jokowi di Hati, Ganjar Dinanti'," pungkas Guntur Romli.(mcr8/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra