jpnn.com, JAKARTA - Tagar atau hastag #PSITolakImporBeras merajai jagat media sosial twitter pada Sabtu 20 Maret 2021. Tagar tersebut menjadi trending topic dengan jumlah tweet dan retweet lebih dari 4.000.
Pekan ini, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mempertanyakan kebijakan Menteri Perdagangan RI untuk mengimpor 1 juta ton beras. Impor beras seharusnya harus dilakukan secara cermat dengan memperhitungkan waktu panen.
BACA JUGA: PSI Tolak Impor 1 Juta Ton Beras, Seluruh Kader Diperintahkan Bergerak
“PSI tidak anti-impor. Tapi masalah waktu penting diperhatikan. Kita panen raya dua kali, April-Mei. Lalu, panen kembali di kisaran Oktober-November. Sampai Juni, stok kita masih aman karena ditopang panen April-Mei. Kalau mau impor, seharusnya dilakukan Juni-Agustus, atau Desember-Januari,” kata Koordinator Juru Bicara DPP PSI, Kokok Dirgantoro pada 17 Maret lalu.
Selain mempertanyakan soal waktu impor, PSI juga menegaskan Indonesia memerlukan data tunggal dan kredibel soal produksi dan konsumsi beras. Semua kebijakan harus didasari data tersebut.
BACA JUGA: PSI Siap Bantu Anies Promosikan Rumah DP Nol Rupiah
“Selain data, perlu juga dicek terutama terkait impor saat ini. Apa dasarnya, importirnya siapa, beli di harga berapa. Jangan ada kesan hanya dijawab diplomatis, sementara banyak kecurigaan bahwa terjadi perburuan rente. Lebih baik transparan daripada di ujung nanti terbelit dugaan korupsi. Kalau perlu minta KPK buat mendampingi,” ujar Kokok dalam pernyataan tertulis tersebut.
Pernyataan PSI ini terus bergulir dan menjadi bahan pembicaraan di media sosial.
BACA JUGA: Elektabilitas PKS dan PSI Terus Naik, Demokrat Ikutan, Partai Lain Anjlok
Salah seorang netizen yang terlibat, dengan akun @melanirip, menulis, “Mantap nih. PSI mendukung petani Indonesia agar terus maju. Kalo sampai ada impor beras, petani lokal bakalan rugi kan.”
Lalu, ada juga @jongiiniee yang menulis, “Pemilihan waktu yang baik untuk impor beras harusnya diperhitungkan.” (dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil