jpnn.com, JAKARTA - Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto mengungkap bahwa perselingkuhan dapat menyebabkan trauma bagi korban.
"Perselingkuhan dapat menyebabkan trauma,” kata Psikolog Kasandra Sutanto saat dihubungi ANTARA, Jumat (7/1).
BACA JUGA: Begini Nasib Bripka RY yang Selingkuh dengan Istri Sukalam
Dia mengatakan mereka yang mengalami perselingkuhan ternyata memenuhi kriteria untuk gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Menurut Kasandra, berbagai masalah juga akan muncul sebagai respons emosional akibat perselingkuhan, antara lain, banyak pikiran, gangguan makan dan tidur, suasana hati yang tidak menentu, masalah kesehatan, hingga depresi.
BACA JUGA: 4 Tanda Istri sedang Selingkuh, Nomor 1 Bikin Hati Suami Hancur
Kasandra mengatakan hal tersebut menyebabkan beberapa terapis dan psikolog mulai menggunakan istilah gangguan stres pascaperselingkuhan untuk menggambarkan kondisi mental korban perselingkuhan.
"Dampak yang dirasakan (oleh korban perselingkuhan) juga di antaranya menyalahkan diri sendiri dan merasa jika harga dirinya rendah," imbuh dia.
BACA JUGA: 4 Tanda Suami Selingkuh, Nomor 3 Harus Anda Waspadai
Kasandra mengatakan perselingkuhan juga akan membawa dampak negatif terhadap anak.
Menurutnya, anak yang orang tuanya selingkuh bisa sangat tertekan, stres, atau depresi.
"Perasan tertekan seperti ini bisa membuat si anak menjadi lebih pendiam, jarang bergaul, dan prestasi sekolahnya akan merosot," ujar Kasandra.
Sebaliknya, lanjut dia, anak juga bisa menjadi pemberontak. Jiwa labil seorang anak yang sedang depresi bisa menggiringnya ke dalam pergaulan yang salah dan membenci orang tua mereka.
Oleh karena itu, Kasandra mengingatkan pentingnya menjaga komitmen dalam hubungan agar tidak terjadi perselingkuhan.
Menurut dia, cara yang dapat dilakukan untuk menghindari perselingkuhan dalam hubungan, di antaranya mewujudkan komunikasi secara transparan dan harmonis atas saling pengertian satu sama lain.
Kemudian, meningkatkan kekuatan dan ketahanan diri yang dilandasi konsep diri dan rasa percaya diri yang mantap.
Kondisi ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan secara tepat dan bertanggung jawab. “Serta terhindar dari kemungkinan pengaruh negatif pihak lain," imbuh dia.
Tak hanya itu, mengembangkan kontak sosial secara baik dan sehat baik di dalam maupun di luar keluarga juga penting dilakukan.
Kasandra juga membagikan tips bagi korban untuk membantu pemulihan pascaperselingkuhan.
Dia menyebut di antaranya mengatur tahapan penyembuhan, memperoleh kisah-kisah positif, menyadari dampak perselingkuhan, dan memilih jalan yang positif.
"(Pemulihan) juga dapat dilakukan dengan menyusun rencana yang sehat dan produktif, hingga menjalankan proses terapi berkelanjutan," pungkas Kasandra Putranto. (antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Boy