PSIS Semarang Usulkan Format Home Tournament

Minggu, 31 Mei 2020 – 18:53 WIB
Kompetisi Liga 1 Indonesia. Ilustrasi Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi

jpnn.com, JAKARTA - PSIS Semarang merupakan salah satu klub yang menolak kompetisi Liga 1 2020 dilanjutkan, karena menghitung risiko besar saat kompetisi berputar secara normal di tengah pandemi Covid-19.

Namun, andai dihentikan, maka mereka berharap tetap ada kegiatan sepak bola tetapi dibuat terfokus di satu tempat tertentu.

BACA JUGA: Haruna: Madura United Pengin Kompetisi Liga 1 2020 tidak Dilanjutkan

Wahyu Liluk Winarto, General Manager PSIS, menilai dengan kondisi saat ini ketika penerbangan dibatasi dan perkembangan virus sangat mengkhawatirkan, maka home tournament adalah solusi yang memungkinkan.  

"PSIS mengusulkan bahwa Liga 1 2020 sebaiknya dihentikan saja. Banyak faktor yang mendasari. Pertama soal kesehatan pemain, siapa yang mau menjamin soal kesehatan pemain dan pelatih, memastikan mereka tidak akan tertular virus?," ungkapnya.

BACA JUGA: Cara PSIS untuk Pertahankan Pemain Meski Kompetisi Liga 1 2020 Dihentikan

Pria yang karib disapa Liluk itu juga menjelaskan, sekarang hampir seluruh penerbangan dibatasi.

Indonesia ini besar dan klub-klub tersebar dari Banda Aceh hingga Jayapura. Selain itu, risiko penularan virus saat melakukan penerbangan bolak-balik dan bepindah dengan intens dari satu tempat ke tempat yang lain, bisa semakin besar.

BACA JUGA: Demi Liga 1 2020, Geoffrey Rela Kembali ke Indonesia

"Kalau klub-klub sulit dapat penerbangan nanti bagaimana, risikonya (kalau sering terbang, red) juga ya kan," terang dia.

Namun demikian, dia memastikan akan mengikuti seluruh keputusan dari PSSI.

Sampai hari ini federasi sepak bola tanah air tersebut belum mengumumkan kelanjutan dari kompetisi meskipun pemerintah sudah memastikan status darurat bencana Covid-19 ini menjadi bencana nasional dan belum dicabut statusnya.

"Kami serahkan ke PSSI, kami mengikuti apa yang nanti akan diputuskan oleh PSSI," tandasnya. (dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler