jpnn.com - MATARAM – Diduga cukup banyak PSK yang dulunya beroperasi di lokalisasi Dolly Surabaya dan Kalijodo Jakarta Utara, kini berada di NTB.
Komisi V DPRD Provinsi NTB yang membidangi masalah sosial dan perempuan, menyooroti masalah ini.
BACA JUGA: Beginilah Perasaan Para Dokter Usai Sukses Pisahkan Rahma-Rahmi
Kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut begitu saja tanpa ada tindakan yang tegas. Para PSK tersebut harus dikembalikan ke daerah asalnya.
“Serahkan kepada pihak berwajib untuk diamankan, selanjutnya segera dikembalikan ke kampung halamannya” tegas Ketua Komisi V Hj Wartiah kepada Radar Lombok (Jawa Pos Group), Minggu kemarin (14/8).
BACA JUGA: Lagi Asyik Karaoke, Eh Pasangan Oknum Polisi Malah Kena Razia
Menurut Wartiah, NTB sudah dikenal dengan penduduknya yang religius. Sebagai daerah dengan julukan Seribu Masjid tentunya sangat tercoreng dengan banyaknya PSK eks lokalissi Kalijodo dan Dolly. Nama baik NTB akan rusak apabila tidak dilakukan antisipasi sejak awal.
Kedatangan PSK eks lokalisasi Kalijodo dan Dolly, ujar Wartiah, hanya membawa pengaruh buruk saja bagi masyarakat dan daerah. Oleh karena itu sudah sepatutnya Pemprov NTB bersama aparat bertindak cepat. “Kita khawatir pengaruh negatif yang ditimbulkan kalau dibiarkan,” ucapnya.
BACA JUGA: Pelindo IV Buka Jalur Ekspor Langsung dari Balikpapan
Wanita yang juga Ketua Fraksi PPP DPRD NTB ini menyadari, tidak ada satu wanita pun yang ikhlas menjajakan tubuhnya kepada lelaki buaya. Tapi para PSK tersebut terpaksa melakukan semua itu untuk memperbaiki hidupnya. Iman yang lemah dan kondisi terjepit membuat wanita terjebak dan memilih jalan kesesatan menjadi PSK.
Untuk itu, Wartiah memberikan saran kedua yang bisa diambil oleh Pemprov NTB. Para PSK bisa dibina dan diberikan pelatihan, sehingga untuk memperbaiki hidupnya tidak perlu lagi menjajakan tubuh.
“Bisa dilakukan pembinaan di panti rehabilitasi sosial, agar kembali ke jalan yang benar dan bisa produktif kedepannya setelah mendapatkan pelatihan,” ujar Wartiah.
Pembinaan tentu saja tidak hanya dilakukan untuk PSK eks Kalijodo dan Dolly yang mencari sesuap nasi di NTB. Para PSK lokal juga harus dibina dengan baik dan diberikan skill sehingga mau melepas pekerjaannya saat ini.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Provinsi NTB, Lalu Dirjaharta terusik juga jika benar banyak PSK eks Kalijodo dan Dolly datang ke NTB. Dirjaharta yang saat ini sudah mengambil cuti karena akan berangkat haji, tetap memberikan atensi.
Langkah yang akan diambil pihaknya yaitu pengumpulan data lokasi-lokasi dimana para PSK tersebut beroperasi. “Tolong bantu kita, untuk lulusan Kalijodo dan Dolly operasinya di daerah mana saja,” jawabnya saat dihubungi Radar Lombok.
Diberitakan sebelumnya, banyak Pekerja Seks Komersial (PSK) yang biasanya menjajakan diri di Kalijodo dan Dolly datang ke NTB mencari peruntungan baru.
Menurut Ketua Komisi Penanggulangan HAIV/AIDS Provinsi NTB H Soeharmanto, setelah Dolly ditutup di Surabaya para PSK terpaksa berkelana ke tempat-tempat yang dinilai strategis seperti NTB. Begitu juga dengan penggusuran Kalijodo di Jakarta, PSK yang sebelumnya beroperasi di sana kini tersebar ke berbagai daerah.
PSK dari Dolly saja jumlahnya yang menjual diri di NTB mencapai 700 orang. Angka tersebut diketahui berdasarkan informasi yang diterima KPA NTB. Sementara PSK eks Kalijodo masih belum diketahui jumlahnya, namun sudah terdeteksi di beberapa tempat di NTB.
Tempat PSK tersebut beroperasi di NTB tersebar di berbagai wilayah tujuan wisata. Ada yang di Senggigi, Gili Terawangan bahkan sampai ke Pulau Sumbawa. (zwr/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Operasi Berhasil, Bayi Kembar Siam Kian Sehat
Redaktur : Tim Redaksi