jpnn.com, MAKASSAR - PSMS Medan dipastikan tidak akan merumput di Liga 1 musim depan. Tim berjuluk Ayam Kinatan itu tidak dapat lolos dari jerat degradasi setelah kalah telak 1-5 dari PSM di Stadion Mattoangin, Makassar, Minggu (9/12).
Pelatih PSMS Peter Butler pun mengaku kecewa atas hasil tersebut, karena selain kalah juga terlempar ke Liga 2 dengan predikat juru kunci Liga 1.
BACA JUGA: Kalah Telak di Markas PSM, PSMS Medan Turun Kasta ke Liga 2
“Ini benar-benar sangat sedih dan mengecewakan bahwa kami harus mengakhiri musim seperti ini,” ujarnya usai laga.
Kembali Butler untuk kesekian kali menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan PSMS terpuruk.
BACA JUGA: PSM Makassar vs PSMS Medan: Ingin Akhir Bahagia
“Saya sampaikan atas kegagalan dan degradasinya PSMS, seiring dengan beberapa orang yang menghindar untuk bertanggung jawab atas pencapaian tragis klub bahwa pelatih sebelumnya, manajemen harus ikut bertanggung jawab,” lanjutnya.
Dia mengurai kekalahan timnya atas PSM sore ini karena semangat pemainnya melemah. Dan kekalahan lawan PS Tira sebelumnya cukup mempengaruhi semangat tim.
BACA JUGA: Jelang Lawan PSM, Peter Butler Bertemu dengan Firza Andika
“Saya telah memotivasi mereka sepanjang waktu setelah lawan PS Tira. Memberikan mereka waktu istirahat dan hanya sekali official training kemarin. Namun, saya bisa melihat hati mereka tidak bersama pada hari ini, itu saya lihat di rapat tim dan pemanasan. Mereka terluka dari pertandingan lawan PS Tira,” jelasnya.
Dia juga mengatakan termasuk soal kiper Abdul Rohim, yang gagal diturunkan hari ini. “Abdul Rohim secara tiba-tiba keluar dari rapat tim, dia bilang flu,” lanjutnya.
“Apa yang Anda lihat hari ini adalah tim terluka melawan tim yang penuh dengan pengalaman dan kualitas yang seharga jutaan dolar,” tambahnya.
Dia mengakui permainan PSMS tidak bagus pada babak I. “Saya jujur tidak senang dengan penampilan tim saat babak I, dan benar-benar malu. Ibarat pertandingan pria melawan anak-anak. Ibarat tim penuh semangat dengan tim yang semangatnya rusak dan berhati kecil,” jelasnya.
Pelatih asal Inggris tersebut juga menyinggung soal finansial klub yang jauh beda dengan PSM, dimana pemain asing Makassar dibayar 250 ribu USD, sementara ada pemain asing Rp50 juta per bulan.
“Saya harus mengakui saya bukan orang yang percaya dengan insentif keuangan, namun ini Indonesia dan semua klub bayar bonus dengan besar,” jelasnya.
Secara keseluruhan, Butler ingin semua orang menilainya objektif. “Saya rasa semua harus melihat lagi ke belakangan dan secara objektif mengevaluasi musim ini tidak hanya berdasarkan dua pertandingan terakhir. Saya bangga melatih para pemain muda dan pemain senior di PSMS. Ini klub yang hebat yang akan bisa maju dengan manajemen yang lebih baik. Menjalankan klub ini dengan serius dan ikhlas sehingga klub bisa bangkit lagi,” bebernya.
“Saya sedih dan kecewa, tapi saya juga senang karena membawa sikap positif ke pemain muda PSMS dan membawa permainan menyerang dan melatih kedisiplinan di tim. Saya harap para pemain enjoy bekerja sama dengan saya. Karena saya senang bekerja dengan mereka,” ungkapnya.
“Ini bukanlah hari kami dengan segala situasi dan politik yang di luar kendali saya. Namun saya selalu berterima kasih kepada publik Medan atas sikap mereka selama saya bekerja di PSMS,” pungkasnya. (nin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawan PSM Makassar, Tiga Pemain Inti PSMS Absen
Redaktur & Reporter : Budi