PSSI Absen pada Sidang Perdana soal Utang ke La Nyalla

Rabu, 02 Mei 2018 – 19:10 WIB
Ilustrasi sidang. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mangkir dari panggilan sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (2/5).

Organisasi pimpinan Edy Rahmayadi itu dipanggil terkait utang sebanyak Rp 13,9 miliar kepada mantan Ketum PSSI La Nyalla Mattalitti.

BACA JUGA: PSSI Kembali Tunjuk Indra Sjafri sebagai Pelatih Timnas U-19

Majelis hakim PN Jaksel yang dipimpin Lenny Wati Mulasimadhi memutuskan menunda sidang dan memanggil kembali PSSI pada 9 Mei mendatang.

Tim kuasa hukum La Nyalla pun menyayangkan ketidakhadiran PSSI dalam sidang hari ini.

BACA JUGA: Tinggalkan Gerindra demi PBB, Nyalla Punya Tugas Khusus

Achmad Haikal Assegaf, salah satu anggota tim kuasa hukum La Nyalla menilai sikap PSSI hanya membuat masalah semakin panjang.

“Kalau memang punya iktikad baik, kami pikir tidak perlu mengulur waktu. Sebelumnya PSSI juga tidak menunjukkan sikap yang kooperatif dalam menanggapi surat-surat dari klien kami. Tidak satu pun surat ditanggapi untuk membicarakan bagaimana dan kapan pengembalian utangnya,” ungkap Achmad.

BACA JUGA: Anniversary Cup: Bisakah Evan Dimas dan Ilham Udin Gabung?

Aristo Pangaribuan, kuasa hukum La Nyalla juga menyayangkan sikap PSSI.

Dia mengatakan, La Nyalla harus menalangi kebutuhan PSSI saat menjabat sebagai waketum organisasi olahraga tertua di Indonesia itu.

Aristo mengatakan, pada 2011-2013, PSSI memiliki utang kepada beberapa pihak.

Selain itu, PSSI juga memiliki tanggungan gaji pelatih timnas, wasit, dan lain-lain.

“Nah, diputuskan melalui rapat exco untuk dilunasi oleh kepengurusan hasil KLB 2013. Saat itu sudah mulai Pak La Nyalla mengeluarkan dana talangan,” ungkap Aristo.

Menurut dia, semua utang dicatat pada era Djohar. Yakni, melalui pinjaman yang ditandatangani Djohar dan Joko Driyono yang saat itu menjabat sebagai sekjen.

Itu terjadi pada periode kepengurusan PSSI tahun 2013 hingga 2015.

“Sedangkan di periode 2015 hingga 2016, di era Pak La Nyalla sebagai ketua umum, perjanjian pinjaman ditandatangani Erwin Dwi Budiawan selaku wakil ketua umum dan Azwan Karim selaku sekjen,” tutur Aristo.

Dia menjelaskan, setelah diaudit, total utang mencapai Rp 13,9 miliar, di luar dana talangan La Nyalla yang dipinjamkan ke PT Liga Indonesia sebesar USD 700 ribu. 

Angka tersebut tertulis dalam surat pengakuan utang yang diterbitkan PSSI yang ditandatangani Ratu Tisha selaku sekjen pada 22 November 2018.

Sementara itu, surat pengakuan utang oleh Liga Indonesia tertanggal 30 September 2016 ditandatangani Joko Driyono selaku direktur.

“Pak Edy Rahmayadi pun tahu persis hutang ini. Sebab, saat pertama kali Pak La Nyalla bersurat ke Pak Edy, dijawab oleh Pak Edy juga dengan surat,” tambah Aristo. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ultah ke-88, PSSI Dapat ‘Kado’ dari FIFA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler