jpnn.com - PSSI akhirnya buka suara terkait insiden kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, pascalaga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Salah satu penyebab PSSI tetap menggelar laga malam hari karena Bonek -suporter Persebaya- tidak diperkenankan hadir di Stadion Kanjuruhan.
BACA JUGA: Ratusan Aremania Tewas saat Tragedi Kanjuruhan, Irjen Nico: Suporter Anarkistis
Dengan pertimbangan itulah, duel Arema vs Persebaya tetap digelar malam hari.
"Itu yang menjadi rujukan pihak panitia pelaksana dan PT Liga Indonesia Baru (tetap menggelar pertandingan Arema vs Persebaya pada malam hari, red)," ucap Sekjen PSSI Yunus Nusi dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (2/10/2022).
BACA JUGA: Ratusan Aremania Tewas, Media Asing Beramai-ramai Wartakan Tragedi Kanjuruhan
Selain itu, lanjut Yunus, laga tetap digelar malam hari karena telah terjadi kesepakatan antara PSSI, PT LIB, stakeholder, klub, dan panitia pelaksana.
"Ini telah menjadi kesepakatan bersama antara PSSI, stakeholder, PT LIB, sponsor, klub, hingga panpel," imbuh Yunus.
BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan, Kericuhan Suporter dengan Korban Terbanyak Setelah Peru 1958
Namun, dengan adanya insiden ini, Yunus menyebut PSSI akan mengkaji ulang setiap pertandingan Liga 1 yang digelar malam hari.
"Tentu dengan kejadian ini banyak pendapat untuk mengubah jadwal pertanding agar tak dilangsungkan pada malam hari. Ini tentu harus diakomodir oleh PSSI dan PT LIB," tambah Yunus.
Duel Arema vs Persebaya sendiri berkesudahan dengan skor 3-2 kemenangan tim tamu.
Gol-gol kemenangan Persebaya dibukukan oleh Silvio Rodrigus, Leo Lelis, dan Sho Yamamoto, sedangkan dua gol Arema lahir lewat brace Abel Camara.
Kerusuhan yang melibatkan oknum Aremania terjadi setelah mereka kecewa melihat Arema kalah di kandang sendiri.
Mereka kemudian berusaha masuk ke dalam stadion untuk mencari pemain dan ofisial.
Pihak keamanan mencoba meminimalisasi kerusuhan dengan melepaskan gas air mata.
Sayang, tembakan gas air mata itu harus dibayar mahal. Banyak suporter sesak napas, dan tak sedikit pula yang bertumbangan alias tewas.(mcr15/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Dhiya Muhammad El-Labib