PSSI Ingin Tegakkan Aturan

Minggu, 14 Oktober 2012 – 16:23 WIB
Sekjen PSSI Halim Mahfudz. Foto: Arundono/JPNN
SALAH satu poin kesepakatan dalam rapat Joint Committe (JC) di Kuala Lumpur, 20 September lalu adalah pengembalian empat eksekutif komite (exco) ke PSSI. Alih-alih mempercepat proses pengembalian exco, PSSI malah memperberat syarat pengembalian exco kepada La Nyalla Mattalitti, Toni Apriliani, Erwin D Budiawan dan Roberto Rouw.

Apa alasan PSSI memberikan syarat pengembalian exco? Berikut petikan wawancara wartawan JPNN Abu Mandar dengan Sekjen PSSI Halim Mahfudz di Kantor PSSI Senayan, Jakarta, Jumat (12/10) lalu.

Bisa dijelaskan ulang tiga syarat pengembalian empat exco PSSI?


Ya, kita memang tiga syarat pengembalian empat exco terhukum ke PSSI. Ada tiga hal yang harus dipenuhi. Pertama, keempat exco menyampaikan permintaan maaf kepada Ketua Umum PSSI dan Ketua PSSI. Kedua, empat exco terhukum menyampaikan bahwa akan patuh terhadap statuta PSSI dan peraturan-peraturan PSSI dan menghormati norma-norma dan etika lainnya. Ketiga, empat Exco terhukum menyatakan mengundurkan diri secara tertulis dan tidak aktif lagi dalam gerakan yang menamakan dirinya KPSI dan membubarkan KPSI.

Bukankah ada kesepakatan pengembalian empat exco dilakukan tanpa syarat?

Di dalam rapat joint comitte dan saya hadir di sana, tidak ada kata-kata atau kesepakatan tanpa syarat. Harus ada prosedur. Kalau kita baca ulang point kesepakatan JC, maka jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa Jawa pun, di situ jelas tidak ada kata-kata pengembalian dilakukan tanpa syarat.

Bagaimana kalau empat exco tidak mau mengikuti prosedur yang Anda ajukan?


Tugas saya mengatur prosedur pengembalian ini. Kalau ada yang tidak sepakat atau tidak mematuhi prosedur yang telah saya buat, maka saya laporkan saja ke AFC atau saya lapor kepada FIFA. Keputusan ada pada AFC dan FIFA. Tetapi saya yakin AFC dan FIFA maupun task force mereka tidak akan bertindak di luar luar statuta. Mereka juga tahu itu kok dan kita juga menyadari AFC, FIFA dan task force tidak akan bertindak di luar dari statuta.

Rapat JC yang ada di Kuala Lumpur, semangatnya adalah semangat rekonsiliasi tetapi tidak boleh meninggalkan kewenangan jadi tetap acuannya adalah statuta. Terkait pengembalian empat exco mereka sudah dinyatakan secara sah melakukan pelanggaran dan telah diberikan hukuman. Nah kalau mereka ingin kembali mereka harus tetap mengikuti prosedur yang sesuai dengan statuta.

Demi harmonisasi, mengapa hukuman kepada empat exco tidak dibatalkan saja, tanpa perlu prosedur pengembalian?


Hukuman yang diberi kepada exco itu bersifat mengikat karena tidak dibatalkan oleh peradilan yang lebih tinggi dalam hal ini Cas (Court of Arbitration for Sport).
Saya secara pribadi tidak pernah menyalahkan siapa-siapa. Tolong jangan ditafsirkan persyaratan ini sebagai lawan-melawan tapi dalam konteks penegakan statuta. Kita tidak mungkin melakukan ini dengan melakukan pelanggaran peraturan. Intinya PSSI ingin menegakan peraturan bukan menoleransi kesalahan.


Ke persoalan lain Pak. Apa betul Anda mengirim surat ke FAM (Football Association of Malaysya) tentang 32 klub ISL dan Divisi Utama Liga Indonesia yang hingga kini masih suspend?


Iya betul saya mengirimnya ke FAM.

Bukankah klub ISL sudah resmi berdasarkan MoU JC?


Suspend itu diberikan saat pelaksanaan kongres, jadi untuk mengesahkan mereka kembali baru bisa dilakukan dalam kongres, klub-klub di daftar itu masih terhukum. Betul ada MoU dalam rapat JC, untuk melegalkan ISL. Tapi tidak ada mekanisme otomatis meski sudah ada hasil MoU dan rapat JC.

Lalu kapan Kongres PSSI digelar?


Terus terang saya katakan bahwa  Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke meminta agar kita menggelar kongres sebelum 10 Desember 2012. Setelah kita lihat jadwal banyak pertandingan timnas yang digelar pada November hingga Desember. Makanya kita minta kepada Jeroome agar bisa melaksanakan kongres pada akhir Desember. Supaya kita bisa melaksanakan dengan baik dan tidak bertabrakan dengan jadwal timnas.

Terakhir, apa sikap PSSI dengan pelarangan klub membela Timnas?


Mereka mencederai keberadaan sendiri, karena ini panggilan untuk membela Merah Putih. Kedua, klub yang tidak mengizinkan pemainnya di timnas, kita akan pertimbangkan sanksi apa yang akan diberikan. Karena itu jelas sekali, dalam rapat JC di Kuala Lumpur itu pun dibahas. (abu/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warning Untuk Sekolah-Sekolah Di DKI Jakarta

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler