“Saya sangat prihatin atas peristiwa ini, karena PSSI dan KPSI sibuk dengan konflik mereka sampai terlena dan terlambat untuk membayar hak seorang atlet warga Negara asing selama empat bulan. Padahal mendiang Mendieta sudah berkali-kali meminta haknya dibayarkan untuk melunasi biaya perawatannya di rumah sakit,” kata Raihan, Kamis (6/12).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini menambahkan, dampak dari konflik PSSI dan KPSI ini membuat klub-klub yang ada kesulitan mendapatkan sponsor. Akibatnya, klub juga tak bisa memenuhi kewajibannya.
Ditambahkannya, seharusnya klub sepakbola nasional juga mengoreksi diri saat kesulitan mendapatkan sponsor. Klub-klub diminta tidak mengumbar dana untuk mendatangkan pemain asing sekaligus memaksimalkan pemain dalam negeri.
"Malu kita sebagai bangsa Indonesia. Ternyata kita lebih senang untuk menonjolkan ego dari pada bersatu. Kita lebih senang berkonflik. Makanya Tim sepak bola kita minim prestasi. Saya sangat berharap, peristiwa Mendieta ini menjadi pil pahit terakhir dalam dunia olah raga nasional kita, khususnya sepak bola,” tegas Raihan.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemain Bola Profesional Diminta Boikot Liga
Redaktur : Tim Redaksi