jpnn.com, JAKARTA - PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Asuransi Jasindo pada tahun ini menargetkan pendapatan besar yakni Rp6,4 triliun. Angka tersebut meningkat dibanding tahun 2019 yang dibukukan sebesar Rp5,399 triliun.
Target tersebut diyakini bisa dicapai dengan penerapan sejumlah strategi bisnis. Di mana kontribusi pendapatan terbesar Jasindo masih disumbang sektor asuransi harta benda seperti kendaraan pribadi.
Hal ini disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama merangkap Direktur Keuangan dan Investasi Asuransi Jasindo Didit Mehta Pariadi, usai rapat kerja di Komisi VI DPR pada Rabu (19/2).
Didit menerangkan bahwa pertumbuhan premi menjadi prioritas perusahaannya pada 2020 ini. Di mana dalam beberapa tahun belakangan, angkanya relatif datar.
Hal itu disebabkan beberapa strategi kebijakan yang sengaja ditempuh manajemen pada 2019, seperti mengurangi porsi di beberapa segmen yang tidak terlalu baik untuk jangka menengah.
"Misalnya kami menurunkan (premi) kendaraan motor Rp300 miliar dengan sengaja. Karena kalau dilanjutkan akan indah tahun ini, tidak indah untuk lima tahun ke depan," jelas Didit.
Sepanjang 2018-2019, Asuransi Jasindo sendiri telah memetakan sejumlah sektor dan produk yang punya prospek baik dengan bisnis menguntungkan yang akan disasar perseroan.
Untuk mencapai target itu, perusahaan akan menerapkan sistem structure self management. Asuransi Jasindo ke depan juga tidak bermain dipremi, tetapi bertumpu pada perluasan premi.
Sebagai contoh adalah Pupuk Indonesia Group yang sudah memiliki lima produk Jasindo. Namun, kata Didit, perusahaan pelat merah ini masih belum memiliki produk lain yang diminta Pupuk Indonesia.
"Mereka punya yang lain yang belum kita penuhi. Misalnya rantai pasok bahan bakunya, dia minta kami menjamin supaya tidak ada penghentian produksi," jelas Didit.
Oleh karena itu, ke depan Jasindo akan memperluas produk asuransi sesuai keinginan nasabah. Sejumlah produk lain juga telah disiapkan, namun belum dapat diaplikasikan karena memerlukan perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Saat ini kita sudah ada 200 produk. Kami akan buat sepuluh produk baru, sebagian korporasi sebagian retail. Retail bukan produk baru tetapi cara penyampaiannya yang berbeda," jelas Didit.
Di sisi lain, Jasindo juga tengah melakukan penjajakan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi finansial (tekfin). Sebab, Jasindo sudah punya sistem komputasi awan yang bisa diintegrasikan dengan tekfin.
"Kami ingin masuk dengan tekfin yang ada di depan. Kami investasi besar di Application Programming Interface (API) yang mengintegrasikan kami dengan perusahaan itu," tandasnya.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Minimalisir Kerugian Nelayan, Jasindo Luncurkan Asuransi Udang dan Ikan
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam