SEMARANG - PT Batan Tekno (Persero), BUMN penghasil nuklir- saat ini tengah mematangkan desain pendirian reaktor nuklir di Virginia, Amerika Serikat.
Direktur Utama Batan Tekno Yudi Utomo Imardjoko menargetkan, empat tahun lagi pabrik nuklir penghasil radioisotop untuk keperluan medis ini bisa beroperasi.
"Sekarang partisipasi desain, desain rekator. Dulu yang desain Amerika, sekarang kita, ditambahan teknologi desain. Tahun depan mulai dibangun, tahun 2017 beroperasi," ucap Yudi usai menghadiri acara penganugerahan dokter kehormatan yang diberikan pada Dahlan Iskan di IAIN Walisongo, Semarang, Senin (8/7).
Produk nuklir ini, nantinya akan dipasarkan untuk kebutuhan medis di Amerika Serikat. Untuk mengembangkan bisnis ini pihaknya menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, Babcock&Wilcox Company. Nantinya setelah beroperasi, pabrik ini mampu menghasilkan 4 ribu curie radioisotop per minggu.
"Reaktor produksi isotop untuk medis pasarnya di Amerika 100 persen. Kemarin investasinya senilai Rp 1,7 triliun," pungkas Yudi. (chi/jpnn)
Direktur Utama Batan Tekno Yudi Utomo Imardjoko menargetkan, empat tahun lagi pabrik nuklir penghasil radioisotop untuk keperluan medis ini bisa beroperasi.
"Sekarang partisipasi desain, desain rekator. Dulu yang desain Amerika, sekarang kita, ditambahan teknologi desain. Tahun depan mulai dibangun, tahun 2017 beroperasi," ucap Yudi usai menghadiri acara penganugerahan dokter kehormatan yang diberikan pada Dahlan Iskan di IAIN Walisongo, Semarang, Senin (8/7).
Produk nuklir ini, nantinya akan dipasarkan untuk kebutuhan medis di Amerika Serikat. Untuk mengembangkan bisnis ini pihaknya menggandeng perusahaan asal Amerika Serikat, Babcock&Wilcox Company. Nantinya setelah beroperasi, pabrik ini mampu menghasilkan 4 ribu curie radioisotop per minggu.
"Reaktor produksi isotop untuk medis pasarnya di Amerika 100 persen. Kemarin investasinya senilai Rp 1,7 triliun," pungkas Yudi. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupaih Berpotensi Menuju 10.200 per USD
Redaktur : Tim Redaksi