PT Foster Hengkang dari Batam, Pindahkan Pabrik ke Tilawah Myanmar

Selasa, 20 Agustus 2019 – 03:45 WIB
Buruh pabrik di kawasan Industri Batam. Foto Ilustrasi: Dalil Harahap/batampos.co.id

jpnn.com, BATAM - Salah satu perusahaan besar di Batam, PT Foster memutuskan memindahkan pabriknya dari Batam ke Tilawah, Myanmar. Hengkangnya perusahaan elektronik ini dikarenakan sejumlah faktor. Salah satunya disebut karena iklim investasi di Batam, Kepri, kurang kondusif.

“Ketidakpastian investasi terwujud dari regulasi pemerintah pusat yang sering menghambat kecepatan produksi. Ini salah satu penyebab sejumlah perusahaan hengkang dari Batam,” ujar Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, OK Simatupang.

BACA JUGA: Pemilik Limbah Plastik di Taman Yasmin Kebun Akhirnya Diperiksa DLH

BACA JUGA: Jokowi Kepada Pace, Mace, dan Mama di Papua: Saya Memahami Perasaan Kalian

Salah satu contohnya, terkait soal importasi bahan baku dan bahan penolong untuk industri, di mana prosesnya harus mengurus ke pemerintah pusat yang membutuhkan banyak waktu dan biaya.

BACA JUGA: Bandit Jalanan Bonyok Dihajar Massa, Satu Unit Sepeda Motor Juga Ikut Dibakar

“Iklim investasi kurang kondusif. Bagaimana mau bicara daya saing, kalau tiap tahun ribut masalah upah, sementara produktivitas kerja tidak kunjung meningkat akibat seringnya aksi demonstrasi,” katanya.

HKI sangat prihatin dengan pemindahan pabrik Foster di Batam. Padahal Foster sudah mulai buka usaha di Batam sejak Maret 1991.

BACA JUGA: Asita Sebut 100 Ribu Wisman Kunjungi Batam Akhir Pekan Lalu

“Batam ini saingannya dengan negara-negara di regional Asean seperti Vietnam, Malaysia dan lainnya,” jelasnya.

Selain di Batam lanjutnya, PT Foster juga ada di negara-negara tersebut.

“Hal yang pasti itu, jika kondisi tak kondusif, maka bisa saja pabrik di Batam ditutup, dialihkan ke negara saingan lainnya,” jelasnya lagi.

Di tempat yang sama, Manager and General Affair Batamindo, Tjaw Hoeing mengatakan Foster tutup sejak Januari 2019.

“Keputusan tutup dari headquarter (HQ) memang belum diumumkan. Saat ini, jumlah karyawan tinggal tujuh orang untuk urusan administrasi,” jelasnya.

Tjaw mengungkapkan Foster memiliki karyawan 1.166 orang sampai dengan 2018.

“Proses PHK berjalan dengan lancar. Sampai saat ini, mereka tetap memberi laporan kepada BKPM,” jelasnya lagi.

BACA JUGA: Ismail Hasani: Intimidasi Mahasiswa Papua di Sejumlah Daerah Cederai Kemanusiaan

Foster sudah merencakan relokasi pabrik sejak beberapa tahun lalu. Tjaw menuturkan bahwa proses relokasi membutuhkan waktu tiga sampai lima tahun.

“Tahun pertama dan kedua, mereka akan survei lokasi dan kajian, tahun ketiga mulai pembangunan gedung produksi, tahun keempat melakukan testing dan comissioning dan tahun kelima, mulai operasi penuh,” paparnya.(leo)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Satgasgab F1QR Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp 13,8 Miliar


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler