jpnn.com, JAKARTA - Manajemen PT Humpuss Maritim Internasional (HUMI) mengaku siap menghadapi tantangan keterbatasan pasokan energi hingga pemanasan global.
“Melalui beberapa segmen usaha seperti mulai dari kebutuhan jasa sewa kapal, jasa shipping management hingga ketersediaan awak kapal termasuk pengembangan awak melalui Pusat Pelatihan Awak Kapal, kami yakin mampu menjawab tantangan industri yang semakin ketat kedepannya,” ujar Direktur Utama HUMI Tirta Hidayat.
BACA JUGA: Peran HUMI Dalam Wujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
Permasalahan energi pun kini menjadi topik yang sering didiskusikan dalam taraf internasional setelah adanya keputusan Rusia melakukan serangan militer ke Ukraina yang berdampak pada melonjaknya harga komoditas energi berbasis fosil seperti minyak mentah dunia.
Permintaan energi bersih di tingkat global, termasuk Indonesia, cenderung meningkat.
BACA JUGA: LPH PT Surveyor Indonesia Serahkan Ketetapan Halal MUI
"LNG menjadi pilihan tepat dalam transisi energi Indonesia menuju energi bersih mendukung ekonomi Indonesia yang tangguh dan tumbuh," ungkapnya.
Sebagai perusahaan yang juga memiliki andil dalam perkembangan infrastruktur energi di Tanah Air, HUMI turut menunjukan perannya dalam mengatasi permasalah energi itu dengan berpartisipasi dalam sejumlah proyek besar untuk menunjang industri hulu energi Tanah Air.
BACA JUGA: Bantu Penanggulangan Bencana, Ganjar Serahkan Perahu hingga APD kepada PMI Jateng
Melalui PT GTS Internasional Tbk (GTSI), HUMI sebelumnya telah berpartisipasi dalam pembangunan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi terapung LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair bernama FSRU Jawa Satu yang terletak di perairan Cilamaya, Jawa Barat.
Infrastruktur pendukung LNG itu pun memiliki peran yang strategis untuk menyuplai bahan baku bagi pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Jawa Satu, yang memiliki kapasitas produksi listrik mencapai 1.760 mega watt (MW) untuk wilayah Jawa dan Bali.
Keterlibatan GTSI dalam FSRU Jawa Satu pun juga berdampak secara positif bagi aspek lingkungan. Pengoperasian PLTGU terbukti memiliki dampak yang minim bagi lingkungan jika dibandingkan dengan pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang merupakan salah satu kontributor besar penghasil gas rumah kaca.
Pada sisi operasional lainnya, HUMI memiliki SDM awak kapal yang berpengalaman, kompeten dan tersertifikasi.
HUMI juga melakukan pemeliharaan kapal secara reguler sebagai salah satu kunci efektivitas dan menjamin ketepatan waktu dalam pengiriman muatan.
Tirta memaparkan lini bisnis jasa manajemen kapal menjadi salah satu keunggulan HUMI.
Operasional kapal untuk kepentingan aktivitas minyak dan gas ini membutuhkan tingkat kompleksitas operasional dan teknikal yang sangat tinggi serta aspek quality, security, safety, health & environmental (QS-SHE) yang tidak dapat dikompromi.
“Karena tanpa awak kapal yang mempunya skill dan tersertifikasi, maka operasional kapal tidak dapat berjalan dengan baik. Itulah yang membuat pelayanan HUMI berbeda dengan perusahaan sejenis lainnya,” terang Tirta.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada