MADIUN - Direktur Utama PT Industri Kereta Api (INKA) R Agus H Purnomo mengatakan bahwa proyek busway gandeng Pemda DKI, bukanlah fokus utama pihaknya.
"Kalau bus itu bukan fokus utama, tapi tetap kita manfaatkan dan jalankan, karena kita punya kelebihan sebagai integrator," ucap Agus di Kantor Pusat PT INKA, Jalan Yos Sudarso, Madiun, Jawa Timur, Sabtu (23/3).
Agus menambahkan, untuk saat ini pesaing utama PT INKA yakni Tiongkok, dimana China bisa membuat spesifikasi yang sama, namun harganya lebih murah.
"Misalnya, harga INKA Rp 3,7 miliar Tiongkok bisa Rp 3,6 miliar, walaupun hanya selisih Rp 100 juta, tapi tetep aja mempengaruhi dimata para audit," jelasnya.
Namun, meskipun terkadang kalah tender dari Tiongkok, PT INKA tetap berusaha untuk meyajikan performa terbaiknya. Dan kenyataannya, walaupun PT INKA asli produk dalam negeri, kata Agus hal itu tak lantas menjamin akan memenangkan proyek di dalam negeri sendiri.
"Pernah kita kalah dengan Bianglala, itu dari Tiongkok. Jadi jangan nelongso (disesali-red), memang seperti itu kenyataan di negeri kita, tetep kalah juga dan tidak mentang-mentang kita dari negeri sendiri lantas berhasil," tuturnya.
"Padahal, bila dibandingkan dengan kualitas Tiongkok, PT INKA enggak kalah, sama saja kok. Tapi ya mau digimanakan lagi," imbuhnya.
Seperti diketahui, PT INKA mendapatkan proyek dari Pemda DKI untuk membuat 50 Busway gandeng. Harga satu busway gandeng komplit beserta interior ini diperkirakan berkisar Rp 3 miliar. (chi/jpnn)
"Kalau bus itu bukan fokus utama, tapi tetap kita manfaatkan dan jalankan, karena kita punya kelebihan sebagai integrator," ucap Agus di Kantor Pusat PT INKA, Jalan Yos Sudarso, Madiun, Jawa Timur, Sabtu (23/3).
Agus menambahkan, untuk saat ini pesaing utama PT INKA yakni Tiongkok, dimana China bisa membuat spesifikasi yang sama, namun harganya lebih murah.
"Misalnya, harga INKA Rp 3,7 miliar Tiongkok bisa Rp 3,6 miliar, walaupun hanya selisih Rp 100 juta, tapi tetep aja mempengaruhi dimata para audit," jelasnya.
Namun, meskipun terkadang kalah tender dari Tiongkok, PT INKA tetap berusaha untuk meyajikan performa terbaiknya. Dan kenyataannya, walaupun PT INKA asli produk dalam negeri, kata Agus hal itu tak lantas menjamin akan memenangkan proyek di dalam negeri sendiri.
"Pernah kita kalah dengan Bianglala, itu dari Tiongkok. Jadi jangan nelongso (disesali-red), memang seperti itu kenyataan di negeri kita, tetep kalah juga dan tidak mentang-mentang kita dari negeri sendiri lantas berhasil," tuturnya.
"Padahal, bila dibandingkan dengan kualitas Tiongkok, PT INKA enggak kalah, sama saja kok. Tapi ya mau digimanakan lagi," imbuhnya.
Seperti diketahui, PT INKA mendapatkan proyek dari Pemda DKI untuk membuat 50 Busway gandeng. Harga satu busway gandeng komplit beserta interior ini diperkirakan berkisar Rp 3 miliar. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri Kaji Soal Kartel Bawang Putih
Redaktur : Tim Redaksi