JAKARTA - Pembayaran tunggakan gaji pemain klub yang diambil alih oleh pengelola kompetisi Indonesia Super League (ISL), PT Liga Indonesia (PT LI) mulai dilakukan. Tapi, baru PSPS Pekanbaru yang dileselesaikan oleh PT LI.
CEO PT LI Joko Driyono menjelaskan bahwa pihaknya mulai melakukan proses pembayaran karena sudah melakukan verifikasi terhadap data-data klub ISL yang menunggak. Namun, dia menjelaskan bahwa pembayaran tidak bisa langsung sekaligus.
"Tentu tidak bisa langsung selesai semua. Butuh proses panjang. Nah, kami sudah mulai pembayaran, pertama adalah PSPS," katanya.
Agar pemain bisa langsung menerima pembayaran itu, kata Joko, PT LI memilih untuk langsung memberikan ke pemain, sesuai dengan data yang diterima dari klub. Karena itu, dia menjamin pemain bisa langsung menerima.
Sayang, dia enggan menjelaskan secara rinci berapa jumlah pembayaran. Namun, dari sumber di lingkungan PT LI, tunggakan yang diserahkan kepada pemain PSPS sebesar Rp 500 juta.
Bagi Joko, pelunasan itu tidak terlalu menarik dibicarakan, tapi, langkah yang diambil oleh PT LI adalah untuk memproteksi industri sepak bola. Karena itu, pihaknya tak mau langsung melakukan justifiksi bahwa klub tidak layak dan tidak boleh ikut kompetisi.
"Jika hanya satu-dua klub yang mengalami krisis, PT LI mungkin bisa menyatakan tidak layak. Namun, karena banyak klub yang mengalami, maka kami berkewajiban untuk menjaga industri sepak bola," tuturnya.
Anggaran yang digunakan untuk membayar itu sebenanrnya juga berasal dari subsidi klub yang selalu diberikan saat kompetisi bergulir. Jumlahnya mencapai Rp 3 miliar tiap musim. Karena itu, Joko memastikan bahwa tidak akan ada pemotongan terhadap hak pemain, hanya pemain harus bersabar karena proses pembayaran tidak bisa langsung.
Selain PSPS, PT LI akan langsung melakukan pembicaraan dengan klub ISL lainnya, Persidafon Dafonsoro dan Persiwa Wamena. Untuk Persiwa, pembayaran masih belum dilakukan karena baru akan melakukan verifikasi kembali. Ada data yang janggal saat verifikasi.
Di sisi lain, Asiosiasi Pesepakbola Professional Indonesia (APPI) membenarkan adanya laporan dari pemain PSPS mengenai pembayaran yang dilakukan oleh PT LI. Namun, pembayaran yang dilakukan hanya satu bulan tunggakan.
"Dari pemain ada laporan, baru sebulan dari total 10 bulan tunggakan yang dibayarkan. Itu pun tanpa surat kesepakatan, langsung dibayarkan," ujar CEO APPI Valentino Simanjuntak.
Bahkan, Valentino memaparkan bahwa pembayaran yang dilakukan tidak kepada seluruh pemain PSPS. Melainkan, hanya dilakukan untuk pemain PSPS yang musim ini masih bertahan di klub itu. Untuk pemain yang hengkang, tidak dilakukan pencicilan gaji. (aam/ko)
CEO PT LI Joko Driyono menjelaskan bahwa pihaknya mulai melakukan proses pembayaran karena sudah melakukan verifikasi terhadap data-data klub ISL yang menunggak. Namun, dia menjelaskan bahwa pembayaran tidak bisa langsung sekaligus.
"Tentu tidak bisa langsung selesai semua. Butuh proses panjang. Nah, kami sudah mulai pembayaran, pertama adalah PSPS," katanya.
Agar pemain bisa langsung menerima pembayaran itu, kata Joko, PT LI memilih untuk langsung memberikan ke pemain, sesuai dengan data yang diterima dari klub. Karena itu, dia menjamin pemain bisa langsung menerima.
Sayang, dia enggan menjelaskan secara rinci berapa jumlah pembayaran. Namun, dari sumber di lingkungan PT LI, tunggakan yang diserahkan kepada pemain PSPS sebesar Rp 500 juta.
Bagi Joko, pelunasan itu tidak terlalu menarik dibicarakan, tapi, langkah yang diambil oleh PT LI adalah untuk memproteksi industri sepak bola. Karena itu, pihaknya tak mau langsung melakukan justifiksi bahwa klub tidak layak dan tidak boleh ikut kompetisi.
"Jika hanya satu-dua klub yang mengalami krisis, PT LI mungkin bisa menyatakan tidak layak. Namun, karena banyak klub yang mengalami, maka kami berkewajiban untuk menjaga industri sepak bola," tuturnya.
Anggaran yang digunakan untuk membayar itu sebenanrnya juga berasal dari subsidi klub yang selalu diberikan saat kompetisi bergulir. Jumlahnya mencapai Rp 3 miliar tiap musim. Karena itu, Joko memastikan bahwa tidak akan ada pemotongan terhadap hak pemain, hanya pemain harus bersabar karena proses pembayaran tidak bisa langsung.
Selain PSPS, PT LI akan langsung melakukan pembicaraan dengan klub ISL lainnya, Persidafon Dafonsoro dan Persiwa Wamena. Untuk Persiwa, pembayaran masih belum dilakukan karena baru akan melakukan verifikasi kembali. Ada data yang janggal saat verifikasi.
Di sisi lain, Asiosiasi Pesepakbola Professional Indonesia (APPI) membenarkan adanya laporan dari pemain PSPS mengenai pembayaran yang dilakukan oleh PT LI. Namun, pembayaran yang dilakukan hanya satu bulan tunggakan.
"Dari pemain ada laporan, baru sebulan dari total 10 bulan tunggakan yang dibayarkan. Itu pun tanpa surat kesepakatan, langsung dibayarkan," ujar CEO APPI Valentino Simanjuntak.
Bahkan, Valentino memaparkan bahwa pembayaran yang dilakukan tidak kepada seluruh pemain PSPS. Melainkan, hanya dilakukan untuk pemain PSPS yang musim ini masih bertahan di klub itu. Untuk pemain yang hengkang, tidak dilakukan pencicilan gaji. (aam/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Djohar dan Nyalla Matalitti akan Dinasehati
Redaktur : Tim Redaksi