jpnn.com, JAKARTA - PT Lautan Luas Tbk (LTLS) optimistis kinerja 2024 tetap tumbuh meski dibayangi potensi imbas resesi global.
Investor Relation Manager L TLS Eurike Hadijaya mengatakan manajemen telah menyiapkan langkah strategis guna mendongkrak kinerja di tahun ini.
BACA JUGA: PT Lautan Luas Bagikan Dividen Interim Rp 38,87 Miliar, Ini Jadwalnya
Eurike mengatakan optimisme juga didasari dari Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 akan meningkat dalam kisaran 4,7 persen-5,5 persen.
Prospek ini dipengaruhi oleh membaiknya ekspor sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi dunia serta tetap baiknya permintaan domestik didukung oleh positifnya keyakinan pelaku ekonomi.
BACA JUGA: Kinerja Meningkat, Obligasi PT Lautan Luas Diganjar Peringkat idA
"Meski terdapat ketidakpastian geopolitik dan harga energi yang volatilitasnya berlanjut, LTLS tetap optimistis mengenai prospek jangka panjangnya," ujar Eurike di Jakarta, Selasa (19/3).
Menurutnya, beberapa upaya yang dilakukan perseroan untuk memitigasi tantangan-tantangan yang muncul, antara lain dengan mencoba mengamankan bahan baku yang sulit didapat lebih awal, dan dengan menjaga tingkat likuiditas, serta peninjauan kontrak jangka panjang guna menghindari volatilitas kondisi perekonomian.
"Kami masih melihat potensi yang baik pada 2024, karena di sepanjang 2023 LTLS sudah melakukan banyak upaya untuk memastikan munculnya peluang-peluang yang menjanjikan di tahun berikutnya," ungkapnya.
LTLS juga akan fokus mengeksplorasi basis konsumen dengan produk yang sudah ada, mengembangkan produk baru, merambah pengembangan anorganik di industri makanan, perawatan pribadi dan rumah tangga, dan pengelolaan air.
Seperti diketahui, sepanjang 2023, LTLS berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 7,3 triliun. Angka tersebut turun tujuh persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Hasil tersebut juga turut mempengaruhi kinerja laba perusahaan. Adapun tahun lalu LTLS mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 161 miliar lebih rendah dibandingkan 2022 sebesar Rp 321 miliar.
"Penurunan, kinerja ini disebabkan oleh penurunan harga komoditas," ucap Eurike.
Laporan Prospek Pasar Komoditas edisi April 2023 yang dirilis Bank Dunia mencatat harga komoditas diperkirakan turun 21 persen pada 2023.
Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain potensi resesi global, kenaikan suku bunga, dan perbaikan pasokan.
Eurike menyebutkan industri kimia juga terdampak oleh penurunan harga dan volatilitas harga bahan kimia dasar dan khusus. Berdasarkan data dari BPS, harga bahan kimia dasar dan khusus di Indonesia pada 2023 turun sebesar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Setiap tahun kinerja positif berkelanjutan dapat kami raih, terutama karena didorong oleh strategi perseroan untuk hadir di seluruh Indonesia sambil menjaga komitmennya untuk menghasilkan bahan kimia berkualitas tinggi. Selain itu, pelaksanaan proses produksi dan distribusi yang dilakukan secara terintegrasi telah memungkinkan LTLS untuk meningkatkan efisiensi, mengoptimalkan manajemen biaya, serta melakukan upaya pemasaran yang efektif," tambah Eurike.
LTLS akan mengoptimalisasi konsolidasi bisnis pengolahan air guna mempromosikan praktik bisnis berkelanjutan dan meningkatkan pendapatan perseroan. Mulai 2 Januari 2024, seluruh kegiatan industri pengolahan air ditangani oleh PT Lautan Air Indonesia (LAI).
Secara umum, pertumbuhan pendapatan Lautan Luas diharapkan lebih dari 10 persen di tahun ini. Industri sektor makanan minuman, air bersih dan personal home care tetap menjadi fokus bisnis LTLS.
Berdasarkan laporan keuangan LTLS, penjualan LTLS tetap stabil di Q3 dan Q4 sebesar Rp 1,9 triliun. Selain itu laba itu LTLS naik dari Rp 43 miliar pada Q3 menjadi Rp 53 miliar pada Q4. Ini menunjukkan performa QoQ LTLS membaik di Q3 dan Q4.
“Kami juga tetap menjalankan upaya untuk mempertahankan arus kas yang positif seperti yang telah dicapai sebelumnya." jelas Eurike.
Guna menjaga stabilitas, LTLS menjalankan beberapa upaya penting seperti menyediakan cadangan persediaan yang cukup guna memastikan pemenuhan pasok pada konsumen, meminimalisasi pengeluaran modal dan mengawasi pergerakan piutang. Selain itu Perseroan juga berupaya dalam mengelola arus kas dan tenaga kerja dengan baik.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul