PT Vale Indonesia Gelontorkan Rp 40 Miliar untuk Mendukung Pertanian Organik

Kamis, 29 Desember 2022 – 12:43 WIB
PT Vale Indonesia (PTVI) terus mendukung penerapan pertanian organik dengan menggelontorkan dana Rp 40 miliar pada 2021. Foto: Dok PTVI

jpnn.com, JAKARTA - PT Vale Indonesia (PTVI) terus mendukung penerapan Environmental, Social and Governance (ESG).

Pengelola lahan pertambangan nikel tertua di Indonesia itu percaya bahwa program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) merupakan faktor penting untuk memastikan masyarakat di sekitar wilayah operasional dapat hidup dan bertumbuh secara berkelanjutan.

BACA JUGA: DPR Minta Pemerintah Kuasai Saham PT Vale Indonesia

Salah satu inisiatif PTVI yang paling intensif adalah mendukung pertanian lokal dan mengubah kegiatan budidaya pertanian organik.

CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan untuk mendukung kegiatan tersebut, perseroan telah menyalurkan total Rp 40 miliar pada 2021.

BACA JUGA: Percepat Pembangunan Desa, Kemendes PDTT Gandeng PT Vale dan Pemda

Dana itu ditujukan pengembangan masyarakat dan peningkatan fasilitasi sosial, salah satu program utamanya adalah pertanian organik di sekitar area pertambangan.

“Sejak 2015, PTVI menjadikan pertanian organik sebagai salah satu program PPM yang terfokus untuk mendukung pengembangan masyarakat lokal," ungkap Febriany, dalam keterangan di Jakarta, Kamis (29/12).

PTVI mengaku percaya bahwa keberlanjutan adalah identitas inti dari perusahaan untuk meningkatkan kehidupan dan mengubah masa depan bersama atau ‘Vale Purpose’.

Berbekal pengalaman selama 54 tahun beroperasi di Sulawesi Selatan, PTVI terus menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi masyarakat setempat dengan memastikan keseimbangan antara kemakmuran ekonomi, konservasi ekologi, dan dampak sosial.

Menurut Febriany, terdapat total 43.205 penerima bantuan langsung dan kurang lebih 172.820 penerima bantuan tidak langsung dari seluruh program PPM di seluruh wilayah operasional PTVI pada 2021.

Salah satu program PPM yang menjadi fokus adalah penerapan konsep System of Rice Intensification (SRI) Organik di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Metode SRI Organik telah berhasil mengurangi ketergantungan petani terhadap produk kimia, seperti pupuk dan pestisida. Kebutuhan akan pupuk dan pestisida kimia yang relatif mahal membuat petani seringkali menunggu bantuan dari pemerintah atau pihak lainnya.

Selain itu, praktik-praktik ini sangat tidak berkelanjutan karena pestisida terbukti berbahaya bagi lingkungan dan dapat mencemari tanah, air, rumput, dan tumbuh-tumbuhan lainnya.

"Faktor-faktor tersebut menjadi salah satu alasan mengapa PTVI menggalakkan program SRI Organik," ungkap Febriany.

Petani telah merasakan dampak positif dari inisiatif pertanian organik PT Vale Indonesia.

Setelah mengikuti pelatihan SRI Organik, petani dapat membuat kompos dan pestisida dari bahan alami yang jauh lebih hemat dan tentunya ramah lingkungan.

Hasilnya, petani bisa memanen tujuh ton per hektar sedangkan dengan cara konvensional, mereka hanya bisa memanen empat per hektar.

PTVI juga membantu menyukseskan program dengan mendukung di aspek hilir dalam pemasaran dan pendistribusian produk, termasuk memanfaatkan beras organik dari petani menerima manfaat sebagai menu makan siang karyawan PTVI.

Petani dari Desa Puubunga, Kecamatan Baula, Luwu Timur Onang Sumarna mengatakan meski terbilang baru, para petani telah merasakan dampak yang positif dari kehadiran program ini, seperti yang diungkapkan

Onang mengaku lebih hemat secara biaya dan lahan dibandingkan dengan metode konvensional.

Metode SRI Organik hanya membutuhkan 3-5 kg benih untuk menghasilkan 1,2 ton beras di lahan seluas 0,3 hektar.

"Apabila dibandingkan dengan metode konvensional, dibutuhkan sekitar 7-10 kg benih untuk hasil dan penggunaan lahan yang sama," ucap Onang. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler