PTPN Group Bantu Teguh Mengubah Hidup jadi Petani Tebu di Bondowoso

Senin, 12 Juni 2023 – 13:41 WIB
Petani tebu. Foto dok PTPN Group

jpnn.com, WONOSOBO - Teguh Cahyono memberanikan diri ikut ajakan orangtuanya yang bekerja di perkebunan tebu, untuk beralih profesi menjadi petani tebu pada akhir 2009.

Sebelumnya, Teguh Cahyono hanyalah pekerja di perusahaan kontraktor bangunan dengan gaji Rp 1,6 juta per bulan.

BACA JUGA: Bensin Etanol Mulai Diujicoba, Dirut PTPN III: Ini Merupakan Wujud Nyata ESG

Saat merintis sebagai petani pada 2010 lalu, Teguh hanya mengelola lahan seluas 2 hektare yang dia sewa Rp 2,5 juta per hektare per tahun.

Itu pun, tanah yang dikelolanya merupakan lahan berbatu yang ditanami pohon jati. Berbekal ilmu yang didapat dari internet, dia mencoba melakukan upaya penggemburan.

BACA JUGA: Update Harga Emas Pegadaian 12 Juni 2023, Antam dan UBS Masih Stabil

“Di tahap pertama sampai musim panen ketiga, saya melakukan eksperimen pupuk terlebih dahulu,” ujar Teguh.

Berkat kegigihannya, Teguh mendapatkan hasil yang baik dan terus memperluas lahan tebunya, hingga mencapai 80 hektare.

BACA JUGA: Energi Fosil Tetap Dibutuhkan Hingga 50 Tahun ke Depan

Keberhasilan Teguh terletak pada konversi lahan sengon dan jati menjadi lahan tebu yang produktif.

Meski lahan awal yang dikelolanya berbatu dan tanahnya tidak subur, dia berhasil mencapai produktivitas tebu yang luar biasa, yakni sekitar lebih dari 185 ton per hektare, jauh di atas rata-rata Indonesia yang hanya sekitar 75 ton per hektare.

Selain itu, kunci kesuksesan ayah dua orang anak ini juga terletak pada praktik bertani yang tepat, penggunaan bibit berkualitas, pemupukan yang lengkap, dan penyediaan air dari sumur bor.

Dengan asumsi rendemen tebu sebesar 8,5 persen, Teguh bisa menghasilkan sekitar 15,7 ton gula per hektare, lebih dari tiga kali lipat rata-rata produksi gula di Indonesia.

Dengan perjanjian bagi hasil gula sebesar 70:30 persen, Teguh bisa memperoleh sekitar 10,99 ton gula atau setara dengan Rp132.979.000.

Di samping itu, Teguh juga mendapatkan tambahan pendapatan dari bagi hasil tetes sebesar 3 persen per kuintal tebu, yang menambahkan Rp11.100.000. Dengan demikian, total pendapatan Teguh mencapai Rp144.079.000.

Setelah mengurangi biaya sewa lahan, tanam, pemeliharaan, dan ongkos tebang muat angkut, Teguh memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 62.119.000 per hektare per tahun.

“Dari penghasilan itu, sebagian buat operasional kebun, buat keperluan sehari-hari, dan sisanya buat perluasan sewa,” tuturnya.

Prestasi yang luar biasa ini membawa perubahan signifikan bagi kehidupan Teguh.

Kini, pria 39 tahun itu bisa hidup dengan mapan. Yang lebih mengagumkan, dari hasil penjualan gula pertamanya, Teguh mendonasikan sebuah kulkas kepada masjid setempat.

Kesuksesannya dalam mengelola lahan berbatu menjadi lahan tebu produktif juga dia tularkan kepada masyarakat sekitar, di Desa Prajekan Kidul, Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso.

Saat ini sudah ada empat orang binaannya yang sudah merasakan manisnya menjadi petani tebu.

Teguh mengatakan, kesuksesannya tersebut tak lepas dari peran dan dukungan dari PTPN Group, melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN)/SugarCo, termasuk yang berkaitan dengan biaya garap dan pembelian hasil panen.

“Selama ini pola kemitraan kami berjalan dengan baik. Kami berharap, ke depan harga gula bisa terus naik dan harga pupuk juga bisa lebih rendah lagi, sehingga kami sebagai petani lebih semangat,” harap Teguh.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
PTPN Group   PTPN   petani tebu   petani  

Terpopuler