PTPN Group Terapkan Pengembangan Bioenergi

Selasa, 12 Oktober 2021 – 21:13 WIB
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III mendukung program pemerintah dalam meningkatkan ketahanan energi nasional melalui peningkatan bauran EBT. Foto PTPN Group

jpnn.com, JAWA TIMUR - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III mendukung program pemerintah dalam meningkatkan ketahanan energi nasional melalui peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT).

Serta menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% pada 2030 melalui program kerja perusahaan yang sejalan antara lain melalui: penggunaan biomassa perkebunan sebagai sumber energi utama, hilirisasi bisnis perkebunan, serta optimasi & pengembangan pembangkit listrik maupun sumber EBT lainnya. 

BACA JUGA: Evan Sanders Ungkap Kondisi Amanda Manopo

Program tersebut dilaksanakan secara mandiri maupun bekerjasama dengan mitra strategis.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III Ghani menuturkan perseroan beserta seluruh anak perusahaan, telah memanfaatkan EBT sebagai sumber energi utama yang digunakan untuk operasional industri perkebunan. 

BACA JUGA: Bitcoin Tembus Rp800 Juta, Begini Respons CEO Indodax

”Total produksi listrik berbasis EBT di PTPN Group sebesar 318 MW atau setara 1.831.680 MWh/tahun, sumber energi ini dapat dimanfaatkan untuk operasional di Perkebunan. Dari 318 MW energi yang dihasilkan maka potensi pengurangan emisi (dekarbonisasi) sebesar 1,9 Juta Ton CO2/tahun," sebut Ghani. 

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dan Pabrik Gula (PG) dari awal perkembangannya telah menggunakan biomassa, sebagai bahan bakar utama untuk menghasilkan listrik yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional pabrik.

BACA JUGA: Rohimah Bakal Rujuk dengan Kiwil?

PKS menggunakan cangkang dan serabut (fiber) kelapa sawit sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya, sementara PG menggunakan bagas tebu sebagai bahan bakar utama pembangkit listriknya.

PTPN group memiliki 75 unit PKS yang menggunakan sumber EBT (cangkang & fiber) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 80 MW  (Mega Watt) serta memiliki 31 Unit PG yang menggunakan  sumber EBT (ampas tebu/bagas) sebagai sumber energi utama dengan total kapasitas listrik yang dihasilkan 198 MW.

Pembangkit EBT yang saat ini dimiliki PTPN Group antara lain pembangkit listrik berbasis tenaga air/hidro (PLTA) sejumlah 10 unit (total kapasitas 17,14 MW), berbasis biomassa (PLTBm) sejumlah 2 unit (total kapasitas 9,2 MW), berbasis biogas dari POME (PLTBg) sejumlah 9 unit (total kapasitas 11,35 MW) dan berbasis tenaga matahari (PLTS) 1 unit (kapasitas 2 MWp).

PTPN Group saat ini juga sedang berupaya melakukan optimasi aset pembangkit listrik EBT yang dalam kondisi idle (tidak beroperasi atau beroperasi kurang optimal), melalui kerja sama dengan mitra strategis demi mendukung pencapaian target bauran EBT pemerintah sebesar 23% pada 2025.

Sejak 1942, PTPN Group juga telah mengembangkan bioethanol dari produk samping PG yakni tetes tebu.

Pengembangan produk bioethanol ini tentunya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ethanol dalam negeri saat ini, namun juga memiliki visi jangka panjang ke depan sebagai salah satu alternatif substitusi BBM berbasis fosil.            

Saat ini PTPN Group memiliki 2 unit pabrik pengolahan bioethanol yang telah beroperasi, yakni pabrik ethanol PT Energi Agro Nusantara (Enero) (Anak Perusahaan PTPN X), yang memiliki kapasitas produksi bioethanol sebesar 100 KL/hari dan pabrik bioethanol PASA Djatiroto (Unit Bisnis PTPN XI) yang memiliki kapasitas produksi ethanol sebesar 15 KL/hari.

Kedua pabrik pengolahan bioethanol tersebut terletak di Provinsi Jawa Timur.

Salah satu program pengembangan produk bioethanol yang saat ini tengah serius digarap oleh PT Enero adalah pengembangan produk Extra Neutral Alcohol (ENA) grade yang dapat digunakan sebagai substitusi bensin berbasis fosil.

Selain itu, PT Enero juga telah memproduksi produk hand sanitizer dengan merek dagang CARYZ untuk mendukung protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.

PTPN Group juga sedang melakukan inisiasi kerj asama pemanfaatan limbah perkebunan sebagai sumber EBT dengan beberapa mitra strategis.

“Saat ini kami sedang menjalankan beberapa program inisiasi kerjasama pemanfaatan limbah perkebunan sebagai sumber EBT dengan beberapa mitra strategis,” jelas Ghani.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler