jpnn.com, PEKANBARU - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V berhasil meraup Rp168,8 miliar dari premi penjualan crude palm oil dan palm kernel oil dengan harga premium.
Hal ini karena PTPN V mengantongi sertifikasi standar karbon internasional atau International Sustainability & Carbon Certification (ISCC), serta Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
BACA JUGA: Akui Pernah Jadi Mualaf, Sophia Latjuba Bikin Heboh Netizen Lantaran Pakai Kalung Salib
Senior Executive Vice President PTPN V Rurianto mengatakan pihaknya merupakan perusahaan perkebunan milik negara pertama yang mengantongi sertifikasi standar Eropa ISCC, sejak 2018 silam.
Saat ini, 70 persen unit pabrik kelapa sawit (PKS) dan kebun PTPN V telah mengantongi sertifikasi berstandar internasional tersebut.
BACA JUGA: Waspada! Ini 3 Dampak Negatif dari Tidur Siang
"ISCC maupun RSPO memberikan keuntungan berupa harga premium untuk produk PTPN V. Sejak 2019, perusahaan mendapat keuntungan harga premium mencapai Rp168,8 miliar atau rata-rata Rp61 miliar pertahun," ujar Ruri dalam siaran persnya.
Ruri menjelaskan saat ini delapan dari 12 PKS serta 10 unit kebun PTPN V telah mengantongi sertifikasi ISCC.
BACA JUGA: Anak Usaha PT PP Lakukan Pemancangan Tiang Pertama Proyek SPAM Lintas Kota
Di antaranya adalah Tandun, Rokan, Lubuk Dalam, Terantam, Tanjung Medan, Sungai Pagar, Intan, dan Tapung.
Sementara, empat PKS dan unit kebun lainnya diperkirakan akan mengantongi sertifikasi yang mampu memberikan kontribusi tambahan harga USD10 hingga USD15 per ton CPO tersebut pada 2023 mendatang.
"Tahun depan kita akan kembali melakukan proses sertifikasi. InsyaAllah 2023 seluruhnya rampung dan 100 persen tersertifikasi ISCC," ujarnya.
Menurut dia, langkah tersebut sejalan dengan transformasi korporasi dalam upaya peningkatan kinerja berkelanjutan dan berdampak pada upaya-upaya menekan emisi dan penurunan gas rumah kaca.
Untuk itu, sertifikasi ISCC diharapkan lebih mudah menyusul pembangunan empat pembangkit tenaga biogas (PTBg) Cofiring di empat PKS PTPN V direncanakan rampung hingga 2021 ini.
Keberadaan empat PTBg tersebut akan melengkapi dua pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang telah berdiri sebelumnya.
"Kami berkomitmen untuk terus menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari seluruh rangkaian kegiatan produksi perkebunan sawit. Sertifikasi ISCC dan RSPO ini menunjukkan bahwa produk yang kami hasilkan telah memenuhi standar energi terbarukan Uni Eropa (UE Renewable Energy Directive)," kata Ruri.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy