Puan: DPR Sedang Perjuangkan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak

Minggu, 19 Juni 2022 – 15:05 WIB
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani saat berpidato di acara Gebyar Inovasi Pelayanan Kesehatan Rakyat yang digelar di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Sabtu (18/6). Dokumentasi DPP PDI Perjuangan

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) yang juga Ketua DPR Puan Maharani menyatakan pihaknya sedang memperjuangkan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA). Sebab, kedekatan ibu dan anak sangatlah penting.

“Di DPR RI kami sedang memperjuangkan UU Kesejahteraan ibu dan anak. Yang mana nantinya, ibu melahirkan itu cutinya itu Insyaallah dari 3 bulan jadi 6 bulan,” kata Puan Maharani saat pembukaan Gebyar Inovasi Pelayanan Kesehatan Rakyat yang dilaksanakan dalam rangka Bulan Bung Karno 2022 di Gedung Sekolah Partai PDIP di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (18/6/2022).

BACA JUGA: Puan: Cuti Melahirkan Jadi 6 Bulan Demi Mencegah Stunting

Puan mengatakan teknis pembuatan RUU itu akan dikomunikasikan lebih lanjut. Yang jelas, hal itu akan dibahas antara DPR dan Pemerintah.

Menurut Puan, pihaknya memperjuangkan RUU itu karena melihat pentingnya kedekatan ibu dan anak sesudah dilahirkan.

BACA JUGA: NasDem Umumkan 3 Bakal Capres 2024, Mbak Puan Berkata Begini

“Cuti 3 bulan memang cukup, tetapi kalau bisa 6 bulan, kenapa tidak. Dan 3 bulan selanjutnya, apakah nanti itu WFH, tetap bekerja, tetapi bersama bayinya. Ini penting. Sehingga antara ibu dan anak bisa lebih dekat, bisa lebih memberikan ASI,” urai perempuan lulusan Universitas Indonesia itu.

Dengan RUU itu, Puan mengatakan pihaknya juga menyasar peran ayah dalam mengurus serta membesarkan anak lebih diberikan. Para ibu juga akan bisa bekerja sembari mengurus anaknya.

BACA JUGA: PDIP Gelar Acara untuk Ibu Hamil, Ada Penyuluhan Tentang Stunting

“Jadi, kita dukung ya itu semua,” kata Puan.

Sementara Kepala BKKBN Hasto Wardoyo yang hadir di acara itu, menyatakan Pemerintah berterima kasih kepada PDIP yang selalu memberikan perhatian yang luar biasa terhadap penanganan stunting, kesehatan ibu dan anak. Khususnya oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Ibu Megawati Soekarnoputri membuat buku yang luar biasa, ini adalah buku resep makanan bagi duta dan ibu hamil dari Ibu Megawati. Iya, luar biasa,” kata Hasto.

Menurut Hasto, stunting bisa dikenali dengan orang yang pendek, walau orang pendek belum tentu stunting. Namun, stunting memiliki setidaknya tiga kerugian.

“Satu, stunting itu pendek. Jadi, susah bersaing. Mau jadi TNI, Polri juga susah. Mau naksir pramugari juga ragu-ragu karena kita enggak pede. Kemudian stunting itu daya ‘dong' (memahami, red) nya rendah. Jadi, ya sulit untuk menjadi cerdas,” kata Hasto.

Kemudian ketiga, kata Hasto, mudah sakit-sakit-sakitan. Kalau orang stunting itu di umur 45 tahun itu sudah sentral obbess atau bengkak atau gemuk tetapi di tengah.

“Orang yang gemuknya di tengah, mudah kena penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, stroke, dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak berkualitas,” beber Hasto.

Pada titik itulah pendidikan dan pemberdayaan para ibu dalam membesarkan anak, sangatlah penting.

Oleh karena itu, menurut Hasto, sesuai arahan Presiden Jokowi, anak stunting harus dicegah.

“Targetnya di tahun 2024 bisa mencapai 14 persen, dimana saat ini angkanya masih 24,4 persen,” kata Hasto.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler