jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengharapkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bisa menjadi pionir dalam mewujudkan cita-cita Trisakti. Menurutnya, para peneliti LIPI hendaknya mampu menghasilkan karya nyata untuk menjadikan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari soal ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Harapan itu disampaikan Puan saat membuka rapat kerja LIPI di Jakarta, Rabu (11/3). "Peneliti-peneliti Indonesia hendaknya menjadi motor penggerak dalam membangun Indonesia menjadi Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian," katanya.
BACA JUGA: Pelamar SNM PTN Turun, Mengapa?
Ia mengatakan, Indonesia untuk menjadi negara besar memang butuh penelitian dan inovasi yang kuat. Karenanya pula, harus ada dukungan sumber daya penelitian yang kuat.
Namun demikian Puan juga mengakui adanya keterbatasan sumber daya manusia ataupun dukungan dana. Saat ini, lanjutnya, jumlah peneliti dan perekayasa Indonesia masih sangat minim jika dibandingkan negara-negara maju.
BACA JUGA: Pendaftaran Masuk PTN Tinggal 5 Hari Lagi
Di sisi lain, tantangan bangsa ke depan tentang ketersediaan energi, pangan, kesehatan, lingkungan dan perubahan iklim juga harus diatasi. Karenanya Puan meminta LIPI mengembangkan desain besar riset jangka panjang hingga 20 tahun ke depan.
“Hal ini penting agar kegiatan riset dan inovasi lebih terarah, dan disinergikan juga dengan program pengembangan science and techno park, yang dikembangkan oleh perguruan tinggi yang ditugaskan sebagai center of excellence,” jelasnya.
BACA JUGA: 5 Ribu Beasiswa Program Doktor, Berminat?
Persoalan lain yang disinggung Puan adalah belum optimalnya penerapan hasil penelitian. Menurutnya, hal itu karena ada jarak antara peneliti dengan pengguna hasil riset. "Belum ada konsep yang efektif yang menjadi jembatan antara penyedia dan pengguna hasil riset,” ucapnya.
Namun demikian Puan menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memfasilitasi para peneliti, termasuk dalam hal dukungan anggaran. Menurutnya, hal itu penting agar Indonesia mampu mengejar negara-negara maju dalam hal penelitian dan pemanfaatannya.
“Salah satu tantangan klasik yang kerap menerpa lembaga penelitian di Indonesia adalah keterbatasan dana. Akselerasi perkembangan riset dan teknologi di Indonesia tidak sepesat di negara-negara maju yang mendapatkan kucuran dana yang tinggi,” jelas Puan.
Lebih lanjut bekas ketua Fraksi PDIP DPR RI itu mengutip data tentang persentase anggaran untuk kegiatan riset. Sejauh ini, katanya, mayoritas anggaran riset masih dari pemerintah, yaitu 81,1 persen. Sedangkan kontribusi swasta sebesar 14,3 persen dan perguruan tinggi 4,6 persen.
Padahal mengacu pada rekomendasi United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organisation (UNESCO), rasio anggaran iptek yang memadai adalah sebesar 2 persen dari product domestic bruto (PDB). Oleh karena itu, kata Puan, sudah saatnya swasta menggeontorkan dana lebih besar untuk kegiatan riset dan inovasi.. “LIPI merupakan salah satu tumpuan dalam mengatasi kelemahan Indeks Kompetitif Global Indonesia,” harapnya.(rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri Gagas Perekrutan Praja IPDN Mirip Militer
Redaktur : Tim Redaksi