jpnn.com, DENPASAR - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak parlemen dunia melakukan aksi nyata mengatasi perubahan iklim yang telah menjadi agenda tujuan pembangunan berkelanjutan.
Hal itu disampaikan Puan saat menyampaikan pidatonya sebagai Ketua Majelis dalam Sidang Umum Inter–Parliamentary Union (IPU) ke–144 yang berlangsung di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Bali, Senin (21/3).
BACA JUGA: BKSAP Dorong IPU ke-144 di Bali jadi Momentum Perkuat Kerja Sama Bilateral
Puan mengatakan Forum IPU ke–144 memberi kesempatan bagi parlemen untuk berada di garda terdepan dalam mencapai zero emission.
Menurutnya, parlemen perlu berperan dalam memobilisasi aksi nyata mengatasi perubahan iklim.
BACA JUGA: Di IPU ke-144, Puan Singgung Kemerdekaan Palestina dan Gencatan Senjata di Ukraina
"Parlemen juga dituntut untuk lead by example dalam menjalankan program kerja yang ramah lingkungan,” kata Puan dalam sesi Governing Council IPU Assembly.
IPU ke–144 mengambil tema Getting to Zero: Mobilizing Parliaments to act on Climate Change yang masih relevan dibahas saat ini.
BACA JUGA: Gaungkan Hari Nyepi di Sidang IPU, Putu Rudana: Ini Solusi Menjawab Perubahan Iklim
Puan mengatakan, perubahan iklim yang makin mengkhawatirkan merupakan krisis eksisting dan telah terjadi lebih cepat dari masa–masa sebelumnya.
Saat ini bumi sudah lebih panas 1,1 derajat Celsius dibandingkan awal abad lalu.
"Jika emisi dunia tidak berkurang 7,6 persen per tahunnya dari 2020 hingga 2030, maka target pemanasan bumi 1,5 hingga 2 derajat Celcius sulit tercapai,” terang Puan.
Puan mendorong agar pertemuan forum parlemen internasional, seperti IPU dapat memobilisasi aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Tidak hanya itu, lanjut Puan, diperlukan komitmen negara–negara berkembang melalui bantuan dana maupun investasi untuk mendukung transisi dan transfer teknologi energi bersih.
Forum IPU juga diharapkan menjadi momentum bersama bagi parlemen dunia untuk berkontribusi menjawab tantangan global.
Puan menyebutkan tujuan pembentukan IPU pada 1889 yang ingin memperjuangkan perdamaian, ternyata masih relevan.
Perdamaian dan stabilitas dunia mengalami tantangan konflik yang masih berlangsung di berbagai belahan dunia.
“Invasi yang terjadi di Ukraina, pencapaian kemerdekaan penuh Palestina, krisis demokrasi di Myanmar dan berbagai konflik menunjukkan bahwa masih diperlukan upaya keras menuju perdamaian,” kata Puan.
Parlemen juga dinilai perlu berperan aktif menjembatani perbedaan antarnegara dan berupaya membangun saling kepercayaan.
Pertemuan pertama yang menjabat ketua DPR RI itu juga mendorong terwujudnya diplomasi preventif untuk menghindari terjadinya perang dan konflik.
“Kita harus selalu membangun kebiasaan berdialog dan selalu mengutamakan diplomasi. Semua negara harus mematuhi hukum internasional Piagam PBB dan menghormati integritas teritorial suatu negara,” tegas Puan.
Terkait penanganan pandemi, Puan mengajak negara–negara parlemen dunia mendorong akselerasi pemerataan vaksin global.
Harapannya target vaksinasi 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022 dapat tercapai.
Putri dari Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri itu menyampaikan dalam melakukan pemulihan global tidak cukup hanya menekankan kepada agenda pemulihan kesehatan dan ekonomi.
"Kami harus mendorong agar agenda pemulihan sosial, seperti kemiskinan dan ketimpangan juga mendapat dukungan dari masyarakat internasional,” imbuh Puan. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi