jpnn.com, BOGOR - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan, dengan kompetensi yang dimiliki, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA IPB) diharapkan bisa menjadi center of excellence yang menghasilkan lulusan berprestasi.
Mbak Puan berharap, lulusan FEMA IPB nantinya siap terjun ke tengah masyarakat, untuk berperan serta dalam membangun manusia Indonesia yang memiliki kepedulian sosial, berkarakter serta siap menghadapi dinamika perubahan sosial, ekonomi, lingkungan, maupun budaya.
BACA JUGA: Menko PMK: Ayo Harumkan Nama Indonesia di SEA Games 2017!
"Harus siap menghadapi sejumlah persoalan besar yang masih dihadapi bangsa dalam mengisi kemerdekaan, seperti kemiskinan, kesenjangan, dan persoalan sosial," ujar Puan dalam acara Dies Natalis ke-12 FEMA IPB di Kampus IPB, Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/8).
Acara ini juga dihadiri Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Wakil KEIN Arief Budimanta, Rektor IPB Herry Suhardiyanto, Deputi bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK Agus Sartono, Dekan FEMA IPB Arif Satria serta jajaran dosen FEMA IPB dan para mahasiswa.
BACA JUGA: Wahai Mas Arief Poyuono, Ini Ada Pesan dari Mbak Puan
Dalam orasinya, Menko PMK juga menegaskan perlunya keterlibatan perguruan dalam pembangunan yang saat ini terus gencar dilakukan pemerintah. Puan meyakini, hasil inovasi dan riset mahasiswa bisa menjadi solusi tersendiri dalam menghadapi berbagai persoalan khususnya bidang pembangunan manusia.
IPB, kata Puan, bisa memberi banyak masukan dalam melakukan kerja koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian Kemenko PMK terhadap K/L di bawah koordinasinya semisal untuk persoalan gizi, gaya hidup sehat, pembangunan karakter bangsa, dan sebagainya.
BACA JUGA: Menko PMK Gelorakan Gerakan Revolusi Mental Untuk Penyelamatan Hutan
“FEMA IPB ini punya solusi untuk pekerjaan kami di Kemenko PMK, semua produk inovasi dan hasil penelitiannya tentu sangat berguna bagi bangsa. Pemerintah perlu banyak masukan terutama dari perguruan tinggi untuk menjawab berbagai persoalan,” kata Puan.
Menko PMK juga menyoroti kecenderungan pembangunan yang tidak terkendali yang saat ini terjadi di dunia. Selain berdampak pada kerusakan lingkungan, era pembangunan saat ini juga cenderung mendorong masyarakat dunia untuk menyepakati agenda global yang disebut sustainable development goals (SDGs).
Dalam konteks nasional, Menko PMK mengatakan bahwa Indonesia sejak 2012 hingga tahun 2042 berada dalam periode bonus demografi yang memiliki potensi untuk mengalami peningkatan kesejahteraan secara signifikan.
Menurut Puan, kesempatan emas dari bonus demografi bisa dioptimalkan dengan empat syarat yakni kualitas sumberdaya manusia yang tinggi, tersedianya lapangan pekerjaan yang layak, akumulasi tabungan nasional yang meningkat, dan adanya kesetaraan gender dan non-diskriminatif di pasar kerja.
Selain itu, menurut Menko PMK, pembangunan berkelanjutan bisa diwujudkan jika memiliki karakter bangsa yang kuat, dilandasi sikap mental positif.
Sesuai Inpres No. 12 Tahun 2016, presiden juga telah menginstruksikan implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental. “Sebagai salah satu nilai dalam Revolusi Mental, saya tidak akan pernah bosan untuk terus menyuarakan tentang gotong royong karena saya yakin bangsa ini tidak akan besar dan maju tanpa kerja bersama secara gotong royong,” tegasnya.
“Jika IPB sudah melaksanakan KKN tematik Revolusi Mental, saya harapkan IPB jadi pelopor gerakan ini sekaligus jadi agen perubahan yang mampu mengedukasi masyarakat, dan berbuat nyata hingga masyarakat paham dan akhirnya mau berubah serta mengembalikan jatidiri bangsa sesungguhnya," pungkas Puan. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menko PMK Apresiasi Penyelenggara Lebaran 2017
Redaktur & Reporter : Adek