Puaskan Fantasi Weinstein, Hayek: Dia Menguasai Tubuh Saya

Minggu, 17 Desember 2017 – 20:07 WIB
Salma Hayek. Foto: Billboard

jpnn.com - ’’Saya rasa, tidak ada hal lain di dunia ini yang lebih dia benci selain kata tidak.’’ Kalimat itu menjadi kesimpulan akhir Salma Hayek tentang Harvey Weinstein, dedengkot film Hollywood.

Rabu lalu (13/12) bintang film cantik berkewarganegaraan Amerika-Meksiko itu membeberkan kelakuan buruk mantan bos The Weinstein Company tersebut lewat tulisan.

BACA JUGA: Para Wanita Pemberani Menyingkap Kelakuan Mesum Penguasa

Opini awam (op-ed) yang dipublikasikan The New York Times itu menjadi sarana pelepasan emosi bagi bintang utama Frida tersebut.

’’Selama bertahun-tahun dia adalah monster bagi saya,’’ tulis Hayek tentang Weinstein dalam pengakuannya.

BACA JUGA: Golden Globe Bakal Diwarnai Unjuk Rasa Aktris-Aktris Cantik

Perempuan 51 tahun itu menjadi bintang film perempuan terbaru yang buka suara tentang predator seksual kelahiran Kota New York tersebut.

Dia butuh waktu belasan tahun untuk memutuskan mengakui bahwa dirinya juga korban Weinstein. Hingga kini, rasa sakit gara-gara perlakuan tidak mengenakkan tersebut masih dia rasakan.

BACA JUGA: Salma Hayek Dipaksa Produser Cabul Beradegan Sesama Jenis

Sebelum buka suara, Hayek mengatakan harus berdamai lebih dahulu dengan diri sendiri. Sebab, ada bagian dari dirinya yang selalu berusaha menyangkal bahwa Weinstein pernah menguasai ’’tubuhnya’’. Weinstein memang tidak pernah memerkosa dia.

Bos sekaligus pendiri Miramax tersebut juga tidak menyentuh atau mencium Hayek secara paksa. Tetapi, Weinstein berhasil mengintimidasi sang bintang.

Semuanya bermula dari film Frida yang tayang pada 2002. Hayek yang sedang sangat bersemangat menjadi produser menjajal peruntungan di Miramax.

Karena reputasi Miramax, dia yakin film berbahasa Inggris pertama yang diproduserinya itu akan sukses. Apalagi, Frida bukan fim biasa. Itu biopik Frida Kahlo, pelukis tenar Meksiko yang juga idola Hayek. Maka, saat itu Hayek mengabaikan cerita-cerita ’’seram’’ tentang Weinstein.

Dan, benar saja. Negosiasi dengan Weinstein selalu melibatkan seks. Pria 65 tahun itu bersedia mendanai dan mendistribusikan Frida asalkan Hayek mau memasukkan adegan yang dia usulkan.

Yakni, adegan seksual Frida dan kekasih perempuannya secara frontal. Hayek sebagai pemeran Frida harus satu frame dengan perempuan yang berperan sebagai kekasih Frida tanpa selembar benang pun.

Weinstein yang punya kuasa, uang, dan segala yang Hayek butuhkan saat itu langsung merasa di atas angin. Karena tidak mau menyia-nyiakan kerja kerasnya dan orang-orang yang mendukungnya dalam Frida, Hayek pun lantas sepakat.

Dia menyerah kepada Weinstein. Dia mengabulkan permintaan Weinstein setelah diancam akan dibunuh. Karena itu, fantasi seksual sang monster pun terabadikan dalam Frida.

’’Tubuh saya menggigil tanpa terkendali. Bukan karena saya harus telanjang di depan perempuan lain. Tetapi, saya sadar, saya harus telanjang bersama perempuan lain demi Harvey Weinstein,’’ ungkap Hayek.

Sejak saat itu dia tidak berhenti menyalahkan diri sendiri. Sebab, sejak awal dia tahu bahwa datang di Miramax dan bernegosiasi dengan Weinsten adalah kesalahan.

Hayek meratapi kebodohannya. Selama bertahun-tahun bergaul dengan Weinstein, dia selalu berhasil menolak ajakan mesum bapak lima anak tersebut.

’’(Saya mengatakan) Tidak saat dia mengajak mandi bersama. (Saya mengatakan) Tidak saat dia meminta saya melihatnya mandi. (Saya mengatakan) Tidak saat dia minta dipijat. Tidak, tidak, tidak,’’ tulisnya.

Tetapi, Weinstein lantas berhasil balas dendam. ’’Mengapa begitu banyak di antara kita, bintang film perempuan, yang harus berperang lebih dahulu sebelum mengungkapkan kebenaran? Mengapa kita harus berjuang mati-matian untuk menegakkan martabat kita?’’ tulis Hayek dalam opininya.

Jika tidak ada gerakan #MeToo, dia juga tidak yakin jeritan korban-korban Weinstein akan didengarkan.

Ibu satu anak itu lantas menyatakan, selama ini industri film menganggap kaum hawa sebagai objek yang tidak penting. Mereka hanya menarik jika tubuhnya dieksploitasi.

Pelaku dunia film juga cenderung mengabaikan suara dan sikap mereka. ’’Padahal, kita (perempuan) punya banyak hal baik dan keindahan. Kita punya banyak kisah menarik yang bisa kita bagikan,’’ kritiknya.

Weinstein yang kehilangan nama baiknya sejak artikel New York Times membuat para korban berani buka suara langsung membantah tuduhan Hayek. Melalui pengacaranya,

Sallie Hofmeister, dia menyebut Hayek berbohong. ’’Klien saya tidak pernah ingat telah melakukan seperti yang dituduhkan. Soal skenario film itu, klien saya tidak terlibat langsung,’’ ungkapnya sebagaimana dilansir USA Today.

Setelah pembelaan itu, Antonio Banderas angkat bicara. Pemain film yang juga teman Hayek itu berani menjamin bahwa pengakuan tertulis bertajuk Harvey Weinstein is My Monster Too tersebut jujur.

’’Integritas dan kejujurannya sebagai seorang perempuan sekaligus pemain film profesional membuat saya sangat percaya atas pada semua yang dia ungkapkan itu,’’ tandasnya.

Akhir pekan ini giliran Peter Jakcson angkat bicara. Sutradara yang namanya disebut-sebut Ashley Judd ketika kali pertama mengungkap kejahatan Weinstein itu akhirnya ambil sikap.

’’Saya ingat benar saat Miramax kepada kami mengatakan bahwa mereka berdua (Judd dan Mira Sorvino) adalah mimpi buruk. Mereka berdua sebaiknya tidak diajak bekerja sama,’’ katanya sebagaimana dilansir The Guardian Jumat (15/12).

Karena masukan itu, Jackson pun urung mengajak Judd dan Sorvino dalam Lord of the Rings. ‘’Kini, setelah semua terungkap, saya baru sadar bahwa semua masukan itu palsu.Informasi yang selama ini saya dapat tentang dua bintang berbakat itu tidak benar,’’ ungkap Jackson.

Judd dan Sorvino yang bulan lalu mengungkapkan kebejatan Weinstein pun menyambut baik pengakuan Jackson. (hep/c4/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tangan Cabul Harvey Weinstein Menjangkau Sampai Bollywood


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler