Publik Khawatir Pemerintahan Lumpuh di Tahun Politik

Minggu, 22 Desember 2013 – 14:23 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia merilis hasil survei terbaru bertajuk "Mayoritas Publik Khawatir Pemerintahan Lumpuh di Tahun 2014", Minggu (22/12), di Kantor LSI.

Peneliti LSI Fitri Hari menerangkan mayoritas responden khawatir pemerintahan di 2014 tidak akan berjalan baik karena disibukkan dengan pemilihan umum. Sebab, di 2014 ada dua even besar yang akan dihadapi yakni pemilihan legislatif dan pemilihan presiden.

BACA JUGA: Dahlan Iskan Ungguli Capres Konvensi Lainnya

Dari hasil survei, Fitri memaparkan 60,88 persen publik sangat khawatir pemerintahan lumpuh di 2014 atau tahun politik.

"Hanya 31,27 persen publik yang masih yakin pemerintah tetap fokus bekerja," kata Fitri dalam paparan yang dimoderatori Dewi Arum itu.

BACA JUGA: Ormas Harus Siap Memberikan Informasi Publik

Survei itu menggunakan metode multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan 18 hingga 19 Desember 2013. Responden dalam survei itu sebanyak 1.200 dan margin error kurang lebih 2,9 persen.

Fitri melanjutkan, dari survei itu juga ditemukan bahwa 64,15 persen masyarakat desa khawatir pemerintahan lumpuh. Yang tak khawatir hanya 30,75 persen. Sedangkan masyarakat kota sebanyak 31,29 persen yang khawatir dan yang tidak sejumlah 45,06 persen.

BACA JUGA: PDIP Takut Rano Karno Tersangkut Kasus Atut

Dari sisi ekonomi, Fitri menerangkan, 62,50 persen masyarakat menengah ke bawah khawatir. Yang tidak hanya 36,50 persen.

Masyarakat ekonomi menengah sebanyak 66,67 persen yang khawatir. Yang tidak hanya 33,33 persen. Sedangkan ekonomi menengah ke atas sebanyak 41,67 persen dan yang tidak khawatir 50,00 persen. Selebihnya menjawab tidak tahu.

"Bisa dikatakan bahwa para wong cilik yang tinggal di desa lebih khawatir pemerintah akan lumpuh di 2014," kata Fitri.

Bahkan, Fitri menerangkan masyarakat yang berpendidikan rendah juga khawatir pemerintah lumpuh. Sebanyak 57,69 masyarakat yang mengenyam pendidikan tingkat SD khawatir. Yang tidak 38,46 persen.

Tamatan SLTP yang khawatir 70,59 persen dan yang tidak 23,53 persen. Sedangkan tamatan SLTA sebanyak 60,00 persen yang khawatir. Yang tidak hanya 32,50 persen.

Sedangkan masyarakat yang tamat kuliah atau pernah kuliah 27,27 persen khawatir. Dan yang tidak sebanyak 54,55 persen. Selebihnya menjawab tidak tahu. (boy/jpnn)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rajin Lontarkan Kritik Agar Rano Tak Terbujuk Atut


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler