Publik Makin Paham, Gerakan 212 Kian Ditinggalkan

Sabtu, 02 Desember 2017 – 00:33 WIB
Ketua Setara Institute Hendardi. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Setara Institute Hendardi memprediksi Reuni Akbar Alumni 212 yang digelar Sabtu (2/12) tak akan sebesar Aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016. Terlebih, publik juga makin menyadari aksi berlabel kegiatan keagamaan itu memiliki agenda politik.

Menurut Hendardi, para penggerak Aksi 212 akan berupaya menguasai panggung publik dengan menggelar Reuni Akbar Alumni 212. "Menguasai ruang publik adalah target para elite 212 untuk terus menaikkan daya tawar politik dengan para pemburu kekuasaan atau dengan kelompok politik yang sedang memerintah," ujar Hendardi kepada wartawan, Jumat (1/12).

BACA JUGA: Simak, Ini Pesan Penting untuk Reuni Akbar Alumni 212

Hendardi menambahkan, kegiatan yang berkaitan dengan aksi berjilid-jilid sejak menjelang Pilkada DKI itu sebenarnya tak memiliki tujuan yang jelas dalam konteks cita-cita nasional. Namun, sambungnya, gerakan itu terus dikapitalisasi.

Sayangnya, kata Hendardi menambahkan, aksi beragenda politik itu dibungkus dengan kegiatan agama. "Dan sangat disayangkan gerakan 212 menggunakan pranata dan instrumen agama Islam, yang oleh banyak tokoh-tokoh Islam mainstream justru dianggap memperburuk kualitas keagamaan di Indonesia," jelasnya.

BACA JUGA: Mungkinkah Habib Rizieq Ikut Reuni Alumni 212?

Lebih lanjut Hendardi mengatakan, populisme agama sesungguhnya menghilangkan rasionalitas umat dalam beragama. Selain itu, populisme agama juga menghilangkan rasionalitas warga dalam menjalankan hak politiknya.

Meski demikian Hendardi meyakini saat ini publik makin paham tentang agenda di balik para elite 212. Hal itu juga sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjauhi praktik pemolitikan identitas agama untuk merengkuh dukungan ataupun menundukkan lawan-lawan politik.

BACA JUGA: Dhani Dikriminalisasi untuk Merusak Reuni Akbar Alumni 212

"Warga juga telah menyadari gerakan semacam ini membahayakan kohesi sosial bangsa yang majemuk. Jadi, kecuali untuk kepentingan elite 212, maka gerakan ini sebenarnya tidak relevan menjawab tantangan kebangsaan dan kenegaraan kita," demikian Hendardi.(wah/rmo/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandiaga Jadi Pengin Tahu Agenda di Balik Reuni Alumni 212


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler