jpnn.com, JAKARTA - Peluang capres alternatif untuk maju di Pilpres 2024 masih terbuka, seiring dengan stagnansi nama-nama capres yang sudah lebih dahulu beredar.
Selain itu, masyarakat dinilai perlu mengajukan nama-nama capres alternatif yang memiliki gagasan nyata bagi pembangunan Indonesia.
BACA JUGA: Ilham Habibie Dorong Percepatan Digitalisasi Pendidikan
Hal ini disampaikan oleh Direktur Lembaga Kata Rakyat, Alwan Ola Riantoby, dalam acara diskusi bertajuk “Pemilu 2024, Perlukah Capres Alternatif” yang diselenggarakan oleh Kata Rakyat, di Jakarta, Jumat (16/9).
Alwan menambahkan masyarakat membutuhkan capres yang tidak melahirkan polarisasi dan konflik sosial.
BACA JUGA: Ilham Habibie: Bapak dan Ibu Sekarang Bersatu untuk Selamanya
Oleh karena itu, capres alternatif perlu didorong untuk mencegah konflik di masyarakat.
Menurut Alwan, Ilham Akbar Habibie bisa dipertimbangkan sebagai salah satu figur capres alternatif, karena kiprahnya di bidang teknologi.
BACA JUGA: Tiga Sosok ini Bisa jadi Capres Alternatif yang Mengejutkan di Pilpres 2024
Artinya, gagasan Ilham tentu akan sangat berguna bagi pembangunan Indonesia untuk semakin kompetitif.
"Selain Ilham, nama lain yang juga dapat dipertimbangkan ialah Rizal Ramli sebagai capres alternatif yang memiliki gagasan dalam bidang ekonomi” tambahnya.
Turut hadir dalam diskusi ini, Peneliti Lembaga Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) Muhamad Adnan Maghribbi.
Adnan dalam diskusi mengatakan saat ini kesempatan bagi publik untuk menyebut nama-nama capres yang mereka sukai, sekalipun tidak begitu populer.
Memang akan ada hambatan bagi nama-nama yang akan beredar sebagai capres alternatif, tetapi ada kesempatan untuk menyeleksi capres alternatif dalam setahun ke depan.
Adnan juga mengajak warga kalangan millennial untuk aktif mencari nama-nama figur capres alternatif yang memiliki visi dan gagasan.
Senada dengan Alwan, Apriyanti Marwah, Peneliti Lembaga Kata Rakyat memaparkan hasil survei di media sosial tentang pandangan warga mengenai capres pilihan.
Dalam survey tersebut, 75 persen responden memilih capres berdasarkan gagasan dan visi.
“Selama ini, capres populer masih berkutat pada popularitas, belum masuk ke gagasan” kata Apriyanti.
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi