Publikasikan Penyiksaan CIA, AS Siaga

Amankan Kantor Perwakilan dan Pangkalan di Seluruh Dunia

Rabu, 10 Desember 2014 – 06:36 WIB

jpnn.com - WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) siaga. Selasa pagi waktu setempat (9/12), Komite Intelijen Senat mengumumkan hasil investigasi terhadap Badan Pusat Intelijen (CIA) terkait dengan teknik interogasi pasca serangan 11 September 2001 alias 9/11. Laporan paling dinanti publik internasional itu bakal memantik beragam reaksi.

Tidak hanya meningkatkan pengamanan di dalam negeri, pemerintahan Presiden Barack Obama juga melipatgandakan penjagaan di seluruh kedutaan besar AS dan pangkalan militernya di seantero jagat. Sejak sepekan terakhir, Washington mengantisipasi melonjaknya level ancaman keamanan terkait dengan publikasi laporan setebal 480 halaman tersebut.

BACA JUGA: Anggota DPR Ketahuan Main Candy Crush

"Banyak indikasi bahwa publikasi laporan ini akan meningkatkan risiko keamanan di seluruh fasilitas dan warga AS yang tersebar di seluruh penjuru dunia," kata Josh Earnest, salah seorang Jubir Gedung Putih, pada Senin waktu setempat (8/12). Untuk meminimalkan dampak pengumuman tersebut, AS menyiagakan seluruh petugas keamanan di dalam dan luar negeri.

Kolonel Steve Warren, Jubir Pentagon yang juga petinggi angkatan darat (AD), menyatakan, publikasi laporan tersebut berpotensi memicu kerusuhan di beberapa wilayah. Sebab, inti laporan itu berkaitan erat dengan perilaku menyimpang CIA terhadap para tersangka teror.

BACA JUGA: Misteri MH370 dan MH17 Ada Dalam Skenario yang Sama

"Militer sudah menginstruksikan seluruh personel untuk waspada. Keamanan masyarakat menjadi prioritas," paparnya.

Pada era mantan Presiden George W. Bush, pemerintah memberikan wewenang terhadap CIA untuk menahan dan menginterogasi tersangka teror. Sayangnya, lembaga tersebut melakukan banyak penyimpangan. Perlakuan CIA terhadap para tersangka teror, terutama anggota kelompok militan Al Qaeda, tidak sesuai dengan instruksi Pentagon.

BACA JUGA: Gagal, Atraksi Dimakan Anaconda Hidup - Hidup

Ketika itu, CIA menggunakan berbagai teknik interogasi yang kontroversial. Di antaranya, waterboarding dan sleep deprivation. Lewat teknik waterboarding, seorang tahanan akan merasakan sensasi tenggelam saat diinterogasi. Biasanya, sebuah kain diletakkan di wajah seorang tahanan dan petugas menyiramkan air ke kain tersebut. Tahanan bakal susah bernapas seperti sedang tenggelam.

Sementara itu, teknik sleep deprivation adalah metode interogasi dengan cara membuat tahanan depresi. Selama beberapa hari sebelum interogasi dilakukan, petugas akan melarang tahanan tidur. Lantas, saat si tahanan diizinkan tidur, petugas bakal langsung membangunkannya dengan paksaan. Dalam kondisi setengah sadar itulah, interogasi berlangsung.

Sejatinya, Partai Demokrat yang memimpin panel investigasi menghasilkan sekitar 6.000 lembar laporan. Tetapi, laporan itu dimampatkan menjadi 480 halaman dengan mengeliminasi beberapa bagian detail yang berpotensi memicu kerusuhan. Dalam laporan tersebut, panel investigasi sengaja menuliskan nama petugas yang terlibat dalam bentuk inisial.

Selain itu, CIA mempraktikkan program penjara rahasia yang melibatkan beberapa negara. Kabarnya, di penjara-penjara rahasia itu, CIA menyiksa para tersangka teror yang mereka yakini sebagai militan Al Qaeda.

Dalam laporannya, panel Demokrat tidak menyebut nama negara yang terlibat demi keamanan negara yang bersangkutan. "Kita (AS) menyiksa sejumlah orang," kata Obama terkait dengan laporan CIA tersebut.

Dia mengakui penggunaan kekerasan dan teknik interogasi kontroversial dalam sesi interogasi. Dia lantas menegaskan bahwa AS tidak perlu mengulangi lagi praktik tidak benar semacam itu. Sebab, semua bertentangan dengan nilai-nilai moral dan kemanusiaan. Itu juga tidak membuat AS lebih aman.

Selama sekitar sepekan terakhir, para petinggi Gedung Putih sibuk membahas perlu atau tidaknya publikasi laporan tentang CIA tersebut kepada masyarakat luas. Sebab, reaksi dunia tidak akan terelakkan. Jumat lalu (5/12) Menteri Luar Negeri AS John Kerry meminta Dianne Feinstein, chairwoman Komite Intelijen Senat, mempertimbangkan waktu publikasi demi meminimalkan dampak pengumuman.

"Ini akan mengubah nilai-nilai sosial dan konstitusional AS. Tapi, kita tetap harus memublikasikannya. Siapa pun yang membaca laporan ini pasti tidak akan membiarkan hal-hal tersebut terjadi lagi di masa mendatang," papar Feinstein. Terpisah, Bush menyatakan bahwa laporan tersebut tidak akan mengubah pandangannya terhadap para petinggi CIA yang diklaim sebagai patriot bangsa. (AP/AFP/CNN/hep/c19/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-Gara Tak Ada Kacang, Penerbangan Korean Air Ditunda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler