Pujian dan Kritikan Untuk Film After

Kamis, 18 April 2019 – 13:50 WIB
Film After. Foto Girlfriend Magz

jpnn.com, JAKARTA - Film After saat ini sedang tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Film yang diangkat dari novel laris Wattpad karya Anna Todd ini dinantikan tidak hanya penonton di Indonesia, namun juga seluruh dunia.

“Film remaja ini bagus, fresh, baik penyajian kisah yang bergerak dengan lompatan-lompatan adegan yang enak, maupun dari segi pesan yang ingin dikemukakan,” ungkap budayawan Sandyawan Sumardi di Jakarta, Kamis (18/4).

BACA JUGA: Kak Seto Beber Arti Penting Gizi Terhadap Prestasi Anak

Bagi beberapa kalangan, film After memang sangat diperbincangkan. Selain mengandung sisi kontroversial pada beberapa adegan, juga karena film tersebut sebenarnya memuat nilai-nilai edukasi.

Terutama bagi orang tua dalam mempersiapkan putra-putri mereka yang menjelang masa pubertas.

BACA JUGA: Di Depan Anak Pengungsi, Kak Seto Ubah Kertas jadi Payung

“Menurut saya, ini sama sekali bukan film porno karena tidak juga mengumbar adegan-adegan yang vulgar. Tetap ada keindahan cinta yang dieksplorasi dalam bentangan krisis batas moral, belum atau tidak menabrak rambu-rambu moral yang hidup dalam masyarakat, dan agama,” kata Sandy sesetelah menyaksikan trailer film tersebut.

Film tersebut menurut Sandy cukup sederhana. “Dan film yang berkualitas biasanya justru malah yang sederhana dari segi alur kisah,” tutur dia.

BACA JUGA: Larang Anak Main Gadget tapi Ortu kok Tergila-gila Medsos

Sementara menyinggung sisi kontroversi film, terutama dari beberapa adegan antara Tessa Young (diperankan Josephine Langford) dan Hardin Scott (dimainkan Hero Fiennes Tiffin), Sandy menuturkan masyarakat hendaknya tidak melakukan penghakiman.

“Jangan posisikan remaja sebagai objek yang harus menampung citra moral manusia dewasa tanpa bertanya,” kata Sandy.

Dalam konteks inilah, Sandy meminta para orang tua untuk melihat ke dalam sudut pandang remaja tentang dunia sehari-hari mereka.

Orang tua harus lebih banyak mendengarkan ketimbang mengajukan daftar petunjuk moral tentang boleh dan tidak atau benar dan salah.

Pandangan berbeda disampaikan oleh Kak Seto, psikolog yang juga pengamat pendidikan. Setelah menyaksikan trailer After, Kak Seto mengatakan dari beberapa adegan saja, film tersebut terlalu sensitif untuk remaja di Indonesia.

Terlebih jika dikaitkan dengan nilai-nilai agama, budaya, dan etika, sepertinya film tersebut kurang pas. Bahkan mungkin akan menimbulkan kontroversi.

“Seperti ada dialog yang mengatakan, Are you virgin? Itu kan sudah mengarah pada hal-hal seksual. Kalau untuk di barat mungkin cocok, tetapi tidak untuk remaja kita,” kata Kak Seto.

Untuk itu, pesan Kak Seto jika tetap rencana rilis di Indonesia, semua pihak diharapkan berhati-hati. Bahkan kalau perlu menjadi pertimbangan, sebelum menjadi tontonan remaja Indonesia.

Film ini mengisahkan seorang siswa berdedikasi, Tessa Young, yang tertarik dengan bad boy yang mempunyai sisi misterius, Hardin.

Meskipun Tessa sudah mempunyai pacar, namun dia pindah ke asrama perguruan tinggi baru dengan pengalaman baru dan perasaan baru untuk Hardin.

Pada saat pesta di kampus, seseorang menantang Tessa untuk bercumbu dengan Hardin dalam permainan atau tantangan. Meski Tessa menolak tantangan itu, rupanya dia terpesona kepada Hardin.

Keduanya kemudian berkencan dengan sangat romatis di sekitar danau.(chi/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aisyah Putri Luka di Dada Kiri, Mengalami Trauma Terparah


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler