jpnn.com - Bersiaplah untuk bersimpuh karena Simba segera hadir. Jumat (31/5) Disney merilis poster film remake The Lion King (2019). Poster itu menampilkan sebelas karakter dalam film garapan Jon Favreau tersebut. Lengkap dengan para pengisi suaranya. Mulai Simba (Donald Glover), Nala (Beyonce), Mufasa (James Earl Jones), sampai Timon (Billy Eichner) dan Pumbaa (Seth Rogen) yang imut.
Gambar itu terlihat sangat nyata. Favreau memang menggunakan teknologi photorealistic CG demi mendapat gambar yang amat realistis. Teknologi serupa dia gunakan saat membuat remake The Jungle Book (2016).
BACA JUGA: Sekuel Godzilla Segera Tayang
Saking realistisnya, film itu kerap disebut live action. Namun, sebetulnya bukan live action karena sepenuhnya menggunakan efek visual supercanggih. Jangankan Anda, Favreau pun bingung. ’’Ya, itu sulit karena bukan dua-duanya. Tergantung standar apa yang Anda pakai,’’ katanya, sebagaimana dilansir dari Indie Wire.
BACA JUGA: Remake The Lion King Dapat Sambutan Luar Biasa
BACA JUGA: Aladdin Versi Baru yang Bikin Lupa Buka Puasa
Dia mengakui, tidak ada hewan sungguhan yang disyuting. Bahkan, tidak ada teknologi motion-capture. Yakni, merekam gerakan aktor dengan alat khusus, lalu menyempurnakannya dengan efek visual.
Artinya, para cast murni hanya menyumbangkan suara. ’’Semua berasal dari tangan para seniman,’’ ungkapnya. Kalau menyebutnya film animasi, bukan juga. Sebab, gaya visualisasinya tidak seperti film kartun. Favreau menuturkan, footage film itu akan terlihat seperti dokumenter BBC.
BACA JUGA: Disney Pastikan Stok Tontonan Aman Sampai 2027
’’Di antara kualitas rendering dan teknik yang kami gunakan, ada harapan yang Anda lihat bukan efek visual, melainkan sesuatu yang amat realistis. Secara emosional, akan seperti melihat makhluk hidup,’’ jelas Favreau.
Meski tidak berakting, para aktor diharapkan memiliki perasaan yang nyata. Karena itu, sutradara Iron Man (2008) tersebut mengajak para aktor ke panggung kedap suara. Dia meminta mereka berdiri dan tampil bersama. Seperti melakukan motion-capture. ’’Tidak ada tracking markers, tidak ada data, dan tidak ada metadata yang direkam. Hanya kamera video berlensa panjang untuk menangkap wajah dan penampilannya,’’ ucapnya.
Film orisinal The Lion King (1994) menuai sukses besar dan membekas di ingatan para fansnya. Penggemarnya pun lintas generasi. Favreau tentu mengemban tugas besar untuk tidak merusak nostalgia mereka.
Meski begitu, Favreau punya alasan tersendiri dalam membuat remake film tersebut. Dia terinspirasi kesuksesan panggung musikal. ’’Orang-orang akan datang ke pertunjukan panggung dan menonton filmnya. Kemudian, mereka bisa menyukai keduanya dan melihatnya sebagai dua hal yang berbeda,’’ ujarnya.
Favreau tetap mempertahankan orisinalitas film aslinya. Mengisahkan petualangan Simba, pewaris takhta kerajaan ayahnya, Mufasa. Namun, adik Mufasa, Scar (Chiwetel Ejiofor), berencana mengambil alih takhta itu. Bersama teman-teman barunya, Simba berjuang mengembalikan apa yang menjadi haknya. (Indie Wire/TechCrunch/adn/c18/nda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hotel Mumbai: Kisah Aksi Teror dari Berbagai Sudut Pandang
Redaktur & Reporter : Adil