Pujian & Saran dari Bamsoet buat Pemerintahan Jokowi di Tahun Depan

Minggu, 29 Desember 2019 – 15:51 WIB
Bambang Soesatyo. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo mengapresiasi kinerja pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi nasional 2019 pada kisaran 5 persen.

Namun, politikus yang beken disapa dengan panggilan Bamsoet itu juga mendorong pemerintah tetap menerapkan asas kehati-hatian (prudent) dalam pengelolaan ekonomi negara pada tahun depan karena dunia masih menghadapi ketidakpastian.

BACA JUGA: Pujian Presiden Jokowi untuk Bamsoet di Pembukaan Munas Golkar

Politikus Golkar itu mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2019 yang masih bertahan di kisaran 5 persen patut disyukuri. “Gambaran tentang indikator pertumbuhan ekonomi ini seharusnya menjadi faktor pembangkit optimisme masyarakat, utamanya karena level pertumbuhan itu bisa dicapai ketika perekonomian global masih dirundung masalah ketidakpastian,” ujar Bamsoet, Minggu (29/12).

Mantan wartawan itu menambahkan, terjaganya kinerja perekonomian nasional yang positif pada 2019 tentu berkat pengelolaan yang penuh kehati-hatian. Dalam analisis Bamsoet, dinamika perekonomian global 2020 masih sama dengan 2019.

BACA JUGA: Saat Jokowi Singgung Mobil Tesla Milik Bamsoet di Munas Golkar

“Dari aspek pertumbuhan tetap kurang prospektif. Faktor penyebab ketidakpastiannya tetap sama, yakni berlanjutnya perang dagang Amerika Serikat versus Tiongkok, plus rumitnya pemisahan Inggris atau Brexit dari perekonomian atau pasar tunggal Uni Eropa,” ulasnya.

Menurut Bamsoet, pada tahun depan ada potensi terjadinya eskalasi ketidakpastian akibat faktor AS. Pertama, kisruh mengenai keberlanjutan proses pemakzulan Presiden AS Donald Trump.

Kedua, faktor pemilihan Presiden AS pada November 2020. “Dunia pada umumnya dan sektor bisnis pada khususnya, akan menunggu sosok presiden terpilih di AS,” katanya.

Karena itulah Bamsoet meminta pemerintah tetap bermain aman dan realistis dalam mengelola ekonomi. Sebab, dengan penuh kehati-hatian pun perekonomian Indonesia masih tumbuh 5,02 persen.

“Realistis dalam arti tetap berpijak pada sumber kekuatan pertumbuhan. Sumber kekuatan pertumbuhan ekonomi 2019 adalah konsumsi domestik yang sumbangannya mencapai 56,28 persen, sementara kontribusi investasi bagi pertumbuhan 32,32 persen,” sebutnya.

Maka untuk menjaga kekuatan konsumsi domestik, Bamsoet mendorong pemerintah menghindari penerapan kebijakan-kebijakan baru yang berpotensi melemahkan daya beli masyarakat. Sebagai contoh adalah rencana tentang kebijakan menaikkan iuran BPJS Kesehatan.

“Kalau masih bisa ditunda, tak ada salahnya jika diterapkan di kemudian hari. Kebijakan lain yang berpotensi menaikkan harga barang dan jasa pun hendaknya dipertimbangkan dengan matang dan jangan dipaksakan,” pungkasnya.(eno/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler