BIREUEN- Gara-gara penyakit gila anaknya kumat, Nuraini (48) nyaris tewas. Perempuan tua tersebut ditebas parang saat ngobrol bersama saudaranya. Bahkan tangan Nurbaya (32) nyaris putus karena berusaha menangkis bacokan.
Akibat kejadian kemarin, Kamis (16/2) malam menjelang maghrib, kini kedua ibu rumah tangga itu terpaksa dirawat di RSU dr Fauziah, Bireuen. Masing-masing warga Desa Alue Keupula, Peusangan Siblah Krueng tersebut mengalami luka sabetan benda tajam cukup parah.
Kronologis pembacokan bermula saat Nurbaya datang bertandang, ke rumah Nuraini berada sekitar 100 meter dari kediamannya. Ia membawa anak yaitu Rizki (3), yang masih bocah. Kedua perempuan ini lalu mengobrol di teras sambil bercengkrama dengan si kecil.
Kebetulan di halaman tampak Musliadi (26), sedang membelah-belah buah pinang. Pemuda tersebut tampak tertawa-tawa kecil, sembari melihat ke arah kedua korban. Hal ini dimaklumi karena pelaku diketahui sedikit gila, bahkan baru saja pulang dari rumah sakit jiwa.
Tiba-tiba ia datang mendekat, lalu tanpa diduga langsung mengayunkan parangnya ke arah Nurbaya. Mendapat serangan bertubi-tubi, korban berusaha untuk menangkis. Melihat kebrutalan si anak kandung, Nuraini berusaha melerai. Sayang aksi tersebut malah berakibat fatal, tak luput dari bacokan parang Musliadi.
"Dia langsung membacoki kami membabi-buta. Untung ada warga mendengar suara jeritan minta tolong, sehingga langsung mengusir Musliadi. Dia pergi ke arah perbukitan, sementara saya dan Kak Nur dibawa ke rumah sakit," kata Nurbaya terbata-bata sambil menahan sakit.
Karena luka dialami cukup parah, Nurbaya yang juga istri Sekretaris Desa Alue Keupula, lalu dirujuk ke rumah sakit di Banda Aceh. Sementara itu, M Ridwan (39) selaku suaminya saat ditemui Metro Aceh, mengakui peristiwa kemarin.
"Musliadi baru sebulan berada di kampung, setelah 15 hari menjalani perawatan di RSU Jiwa Banda Aceh. Dia itu memang gila sejak tahun 2007 lalu, tapi belakangan semakin parah," katanya.
Pembacokan yang dilakukan Musliadi (26) kepada ibu kandung dan saudaranya, benar-benar membuat geger warga Desa Alue Keupula. Bahkan keluarga korban ketakutan atas aksi sadis kemarin. Apalagi pelaku pulang ke rumah dengan membawa parang, membuat sang ayah memilih mundur, saat mau mengambil kartu berobat.
Hal ini diakui langsung oleh Keuchik Alue Keupula, Puteh Beni saat dikonfirmasi Metro Aceh, Jumat (17/2) siang. Warga pun turut mengontak polisi, untuk mencegah hal-hal tak diinginkan kembali terulang.
"Dia sudah keluar persembunyian di areal perbukitan dan kembali ke rumah. Tapi kemudian keluar lagi, selanjutnya duduk di depan teras tempat tinggal warga. Sementara parang berada tak jauh dari tubuhnya. Kami mengendap-ngendap untuk mengamankan dan membujuknya, supaya menyerah. Musliadi akhirnya berhasil takluk tanpa perlawanan, dengan barang bukti sebilah parang," pungkas Puteh.
Sementara itu menurut Geuchik, kedua korban mengalami luka bacok parah dibagian tangan, termasuk kuping dan kepala tergores parang.
Saat disinggung mengenai kondisi kejiwaan pria gila ini, dikatakan Sebulan terakhir Musliadi kembali ke kampung. Bahkan PUteh sebelum kejadian sempat duduk-duduk, di warung kopi bersama pelaku.
"Sempat duduk bersama, tapi kemudian dia pulang. Tak lama kemudian kami dengar peristiwa pembacokan, tapi tak menyangka Musliadi yang melakukannya," jelas Geuchik.
Insiden pembacokan di Desa ALue Keupula, sudah ditangani aparat kepolisian. Kapolsek Peusangan Ipda Syarifuddin MA dan Kasubsektor Peusangan Siblah Krueng, Aiptu Ahmad Sukri, dikonfirmasi Metro Aceh, Jumat (17/2) siang menyatakan telah menangkap Musliadi.
"Kita amankan pemuda stres bersama barang bukti parang dan pisau. Dalam penyergapan kemarin, turut dibantu oleh warga sekitar yang sudah merasa resah atas perbuatannya," pungkas Kapolsek.(rah/RA)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Racuni 15 Orang, si Gay tak Menyesal
Redaktur : Tim Redaksi