NGANJUK - Debt collector yang satu ini benar-benar keterlaluan. Tidak cukup merampas motor, mereka menyekap dua siswi SMAN 1 Nganjuk, Falah Al Haq, 17, dan Bilqis Safira Hayati, 16. Warga Perumnas Werungotok, Nganjuk, itu disekap pada Sabtu siang (9/6) di salah satu bangunan kosong di Jalan Veteran, Kota Nganjuk, gara-gara angsuran motor Yamaha Mio mereka menunggak.
Tidak terima dua anaknya diperlakukan tidak wajar, Setiawan Dani, melaporkan tindak pidana kekerasan terhadap anak tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Nganjuk pada Rabu (12/6).
Kasatreskrim Polres Nganjuk AKP Anton Prasetya SIK yang diwakili KBO Reskrim Iptu Asphul Bhakti membenarkan adanya laporan tersebut. ''Laporan itu sudah kami terima dan saat ini masih diproses Unit PPA,'' ujarnya seperti dikutip Memo Kediri (Group JPNN), Jumat (14/6).
Menurut Dani, penyekapan terhadap dua putri tercintanya itu bermula ketika Falah menjemput Bilqis, adiknya, sepulang sekolah dengan mengendarai motor Yamaha Mio sporty. Saat membonceng adiknya menuju rumah, di Jl dr Soetomo Kota Nganjuk, sepeda motornya ditabrak oleh dua orang. ''Setelah itu, yang menabrak mengancam agar anak saya mengikuti mereka,'' tutur wartawan harian lokal tersebut di Mapolres Nganjuk.
Takut dengan ulah dua orang yang belakangan diketahui sebagai debt collector tersebut, Falah dan Bilqis pasrah saat digiring menuju bangunan kosong di Jl Veteran Kota Nganjuk. ''Di sana ternyata sudah menunggu dua teman orang yang menabrak. Tidak berapa lama kemudian, datang lagi beberapa orang sampai sekitar 10 orang,'' jelasnya.
Di dalam bangunan kosong itu, dia melanjutkan, dua anaknya diintimidasi dan diancam. ''Anak saya tidak tahu apa-apa. Apalagi, mereka perempuan, kalau dipaksa ya langsung tanda tangan. Salah seorang pelaku mengatakan kalau mengetahui anak saya sekolah di SMAN 1 Nganjuk, ya jelas anak saya takut,'' urainya.
Setelah tanda tangan, motor dibawa kabur dari lokasi dan dua korban pulang dengan berjalan kaki. ''Ketika masih di lokasi, anak saya telepon. Saya jadi kaget sampai saya yang sedang dalam perjalanan dari arah Wilangan menuju Nganjuk mengalami kecelakaan lalu lintas di wilayah Bagor. Akhirnya, saya dirawat di Bhayangkara. Karena itu, baru kemarin saya melapor. Motor saya masih di Unit Laka Lantas,'' papar Dani.
Penyekapan dan intimidasi yang dilakukan 10 orang debt collector tersebut bermula dari penunggakan angsuran di WOM Finance. ''Memang angsurannya nunggak. Saya bayar dapat separo. Saat ini saya tidak mempermasalahkan motor itu, tapi saya tidak terima anak saya disekap. Memang tidak dianiaya, tapi secara psikologis anak saya tertekan. Sekarang mereka masih shock dan sering menangis,'' terangnya.
Menurut Dani, dia tahu sepeda motor yang dirampas itu ada di rumah seseorang bernama Ival. ''Dia sutradara penyekapan anak saya. Karena itu, saya laporkan,'' tuturnya. (gus/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku Pembacokan Ditembak
Redaktur : Tim Redaksi