jpnn.com - TARAKAN – Ditinggalkan anak tercinta tentu sangat menyesakkan bagi ibu. Hal itulah yang dialami Innisi Daeng Cipa. Dia harus kehilangan sang anak Amiruddin sejak 20 tahun silam.
Bahtiar yang merupakan sepupu Amiruddin mengatakan, pria 31 tahun itu hendak merantau ke Malaysia saat lulud sekolah dasar silam. Saat itu, Amiruddin mengaku ingin mencari kerja.
BACA JUGA: Surat Suara Raib, KPU Malut Dipolisikan
Bahtiar pergi bersama kedua rekannya meninggalkan kampung halamannya di Takalar, Makassar, Sulawesi Selatan. Sampai hari ini , tak ada kabar mengenai keberadaan Amiruddin.
“Sempat ada informasi dari dua temannya waktu mereka kembali ke Takalar, Amiruddin sempat singgah ke Tarakan sebelum ke Tawau. Tapi habis itu terpisah mereka. Sekarang kami tidak tahu Amir ada di mana, apakah masih di Tarakan atau di Tawau atau di tempat lain,” ungkap Bahtiar pada Radar Tarakan, Selasa (26/1).
BACA JUGA: Mobil Pengangkut Uang Hantam Badan Jalan Akhirnya Terbalik, Ini Penampakannya
Untuk menemukan Amiruddin, keluarga sudah membuat kertas selebaran dan menempelkannya di berbagai sudut di Tarakan. Tapi sampai saat ini informasi keberadaan Amiruddin nihil. Sampai akhirnya, Ibu Amiruddin di kampung sakit-sakitan menunggu kedatangan sang anak yang tak kunjung kembali.
“Ibunya lagi sakit keras. Makanya kami minta tolong dibantu sebarkan selebarannya. Selain itu kami juga heboh dengar berita aliran sesat, seperti Gafatar dan teror bom. Jangan sampai sepupu saya terjerat atau ikut-ikut seperti itu,” ujar Bahtiar. (zia/ddq/jos/jpnn)
BACA JUGA: Gerebek Rumah Bandar Narkoba, Polisi Temukan 8000 Ekstasi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Takut Ditangkap Polisi, Pengedar Telan Sabu, Akhirnya Begini...
Redaktur : Tim Redaksi